111011 Welthungerindex 2011
12 Oktober 2011Sejak 2006 Indeks Kelaparan Dunia digunakan untuk mengukur tingkat kelaparan dunia dan sebagai informasi mengenai berhasil tidaknya upaya pemberantasan kelaparan di 120 negara berkembang dan negara transisi.
Kenaikan harga pangan memperburuk dimensi kelaparan di dunia
Tahun ini beberapa faktor seperti kenaikan harga pangan dan dampaknya pada masyarakat di negara berkembang dimasukkan di dalam laporan tersebut. Kenaikan harga secara mendadak yang terjadi beberapa tahun belakangan ini mempersulit warga miskin untuk memperoleh bahan makanan, perawatan kesehatan dan pendidikan.
Presiden Bantuan Pangan Dunia Jerman, Welthungerhilfe, Bärbel Dieckmann mengatakan, harga pangan tinggi memperburuk dimensi kelaparan di seluruh dunia. "Di negara-negara, dimana 70 persen dari pemasukan sebuah rumah tangga digunakan untuk membeli bahan makanan, setiap kenaikan harga yang berkisar antara 10 hingga 15 persen akan menyebabkan masalah besar", demikian Dieckmann.
Rumah tangga Jerman hanya mengeluarkan 12 persen dari pemasukannya untuk makanan. Bila suata saat harga roti naik menjadi 30 Euro dan sekarung kentang 50 Euro, maka warga Jerman akan merasakan dampak yang serupa seperti orang-orang di negara berkembang sekarang.
Faktor penyebab kenaikan harga pangan
Menurut Dieckmann, faktor yang menyebabkan kenaikan harga pangan adalah harga bahan bakar yang digunakan di sektor pertanian. "Tuntutan pertama kami adalah pencabutan subsidi bahan bakar di sektor pertanian. Kedua, kuota penggunaan bio energi harus diringankan“, jelas Dieckmann.
Dieckmann menambahkan, spekulasi harga pangan juga harus dibatasi mengingat tahun lalu spekulasi harga pangan dijadikan sebagai sumber keuntungan besar. Tetapi, bagi masyarakat miskin di negara berkembang, ini bencana, tutur Dieckmann. "Kita membutuhkan transparansi di sektor pertanian. Dan, pemerintah Jerman tidak dapat mengusahakannya sendiri. Harus ada peraturan yang diberlakukan di seluruh Eropa dan di seluruh dunia“, tambahnya.
Indeks Kelaparan Dunia didasari tiga indikator yang relevan dalam pengumpulan data untuk mengukur tingkat kelaparan. Yakni, jumlah penduduk yang kekurangan gizi, jumlah anak balita yang berat badannya kurang dan angka kematian anak balita. Secara global sejak 1990 terjadi penurunan terutama pada jumlah anak balita yang berat badanya kurang.
Sejumlah negara berhasil dalam upayanya memberantas kelaparan
Di 26 negara situasi kelaparannya sangat serius dan bahkan kritis, khususnya di Afrika. Terutama di Kongo, Burundi, Eritrea, Komoro, Swaziland dan Pantai Gading dimana kelaparan meluas sejak 1990 karena negara-negara itu dilanda konflik dan ketidakstabilan politik.
Negara-negara yang paling berhasil dalam upaya pemberantasan kelaparan adalah Turki (minus 67 persen), Malaysia (minus 64 persen) dan Meksiko (minus 62 persen).
Klaus von Grebmer dari Lembaga Penelitian Internasional bagi Politik Pangan, IFPRI mengatakan, "beberapa negara juga telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam upaya pemberantasan kelaparan. Seperti Angola, Etiopia, Bangladesh, Mozambik, Nikaragua, Niger dan Vietnam.“
Sabine Ripperger/Andriani Nangoy
Editor: Yuniman Farid