Trudeau Sebut India Langgar Kedaulatan Kanada, Ada Apa?
17 Oktober 2024Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau memberikan pernyataannya dalam sebuah penyelidikan parlemen pada Rabu (16/10) mengenai gejolak diplomatik yang terjadi antara Kanada dan India awal pekan ini.
Gejolak diplomatik tersebut sebelumnya muncul setelah polisi dan pemerintah Kanada pada Senin (14/10) mempublikasikan rincian mengenai dugaan pembunuhan seorang aktivis kemerdekaan Sikh di tanah Kanada tahun lalu. Ottawa mengatakan agen-agen pemerintah nasionalis Hindu di New Delhi ikut memainkan peran.
Ottawa pun meminta enam diplomat India untuk meninggalkan negara itu, meski India kemudian mengatakan pihaknya lah yang meminta keenam diplomatnya kembali karena khawatir akan keselamatan mereka. Dan pada gilirannya, India juga memberi waktu beberapa hari kepada para diplomat Kanada untuk meninggalkan negara itu.
Apa yang dikatakan PM Kanada?
Menurut Trudeau, kepolisian nasional Kanada mempublikasikan tuduhan terhadap para diplomat India itu karena telah menemukan pola tindakan kekerasan yang berkelanjutan di Kanada, yang juga mencakup penembakan di jalan dan pemerasan.
"Kami memiliki indikasi yang jelas dan tentu saja saat ini semakin jelas bahwa India telah melanggar kedaulatan Kanada,” kata Trudeau dalam penyelidikan parlemen tersebut.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Kami tidak ingin memprovokasi atau menciptakan pertikaian dengan India,” kata Trudeau. "Pemerintah India telah membuat kesalahan besar dengan berpikir bahwa pihaknya dapat mencampuri keamanan dan kedaulatan Kanada seagresif yang mereka lakukan. Kami perlu merespons untuk memastikan keamanan warga Kanada.”
Di hadapan parlemen, Trudeau juga mengaku bahwa dia telah diberi pengarahan tentang informasi intelijen "yang membuatnya cukup jelas, sangat jelas bahwa India terlibat dalam pembunuhan ini, di mana agen-agen pemerintah India terlibat dalam pembunuhan seorang warga Kanada di tanah Kanada.”
Kesaksian PM Kanada di parlemen itu terjadi dua hari setelah Ottawa mengusir keenam diplomat India, yang mengaitkan keterlibatan mereka dengan pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, seorang separatis Sikh dan warga negara Kanada.
Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi diplomat tertinggi India di negara ini dan lima diplomat lainnya sebagai orang-orang yang terlibat, yang menjadi alasan utama pengusiran itu
Hardeep Singh Nijjar sebelumnya ditembak mati oleh dua penyerang bertopeng ketika ia meninggalkan sebuah kuil Sikh di dekat rumahnya di Surrey, provinsi barat British Columbia.
Nijjar, yang pindah ke Kanada pada 1997 dan menjadi warga negara Kanada pada 2015, telah mengkampanyekan negara Sikh terpisah, yang dikenal sebagai Khalistan, yang dibentuk dari India.
Dia dicari oleh pihak berwenang India atas dugaan terorisme dan konspirasi dalam kasus pembunuhan.
Empat warga negara India yang tinggal di Kanada telah didakwa atas pembunuhan Nijjar dan sedang menunggu persidangan.
Trudeau: Pengumuman publik adalah upaya terakhir
Trudeau juga mengatakan bahwa pemerintah Kanada awalnya mencoba untuk merahasiakan penyelidikan dan telah berulang kali menghubungi India dalam waktu yang cukup lama.
Menurut Trudeau, pemerintahnya bisa saja mempublikasikan tuduhan ini sedini mungkin pada KTT G20 2023 di India, jika Kanada berniat mempermalukan atau memprovokasi India terkait masalah ini.
Itu adalah kesempatan untuk menciptakan "momen besar bagi India” dan menjadikannya "pertemuan yang sangat tidak nyaman” bagi tuan rumah, kata Trudeau.
Namun, "kami memilih untuk terus bekerja sama dengan India di belakang layar untuk membuat India mau bekerja sama dengan kami,” jelas PM Kanada itu, seraya menambahkan bahwa ia telah mengangkat masalah ini dalam pembicaraan langsung dengan PM India Narendra Modi.
Setelah itu, kata Trudeau, suasana justru semakin memburuk dan setelah India berulang kali menolak untuk bekerja sama dalam penyelidikan tersebut, Kanada akhirnya mulai membuka beberapa informasi kepada publik.
Pemerintah India sebut tuduhan itu 'tidak masuk akal'
India pada Senin (14/10) telah membantah pernyataan Kanada yang telah mengusir keenam diplomat India, dan mengatakan bahwa pihaknya lah yang menarik keenam diplomat itu dari Kanada karena India khawatir akan keselamatan mereka.
India juga mengatakan tuduhan keterkaitan pihaknya dengan pembunuhan itu "tidak masuk akal” dan merupakan "strategi untuk mencemarkan nama baik India demi keuntungan politik.”
India bahkan telah meminta enam diplomat Kanada untuk meninggalkan negaranya paling lambat pada Sabtu (19/10).
Komunitas Sikh di Kanada adalah yang terbesar di luar India dan terkonsentrasi di daerah-daerah pinggiran kota yang cukup penting secara elektoral.
Bukan pengusiran diplomat yang pertama
Menanggapi tuduhan publik yang disampaikan Trudeau tahun lalu, India sempat menghentikan sementara layanan visa untuk warga Kanada, dan kedua negara juga sudah saling mengusir beberapa diplomat senior mereka,
Hubungan kedua negara kemudian perlahan-lahan membaik, tetapi kembali memburuk dengan adanya pengusiran diplomat baru-baru ini.
'Sebuah negara demokratis yang menjadi jahat'
Kepada DW, pengacara Kanada, Jaskaran Sandhu, seorang anggota dewan World Sikh Organization (Organisasi Sikh Dunia), mengeklaim bahwa India telah menjadi "negara penjahat yang terlibat dalam terorisme yang disponsori oleh negara” di berbagai negara Barat.
Ia juga menuduh bahwa aksi-aksi kriminal di Barat jika ditelusuri akan kembali ke PM nasionalis Hindu India, Narendra Modi dan para sekutunya.
"India telah melepaskan para penjahat dan geng terorganisir di Kanada untuk melemahkan komunitas Kanada, [melawan] Kanada dan diaspora Sikh-Kanada dengan tujuan membunuh para aktivis Sikh,” ujarnya.
"Ini adalah India, negara yang seharusnya demokratis, tapi justru terlibat dalam kekerasan di luar hukum dan di luar wilayahnya terhadap Kanada... ini adalah negara demokratis yang menjadi jahat," tambahnya.
Sementara itu, AS pada Rabu (16/10) mengatakan bahwa New Delhi telah memberitahu pihaknya bahwa seorang agen intelijen yang dituduh mengarahkan rencana pembunuhan di wilayah AS telah diberhentikan dari dinas pemerintah India.
Pada November lalu, jaksa AS juga mendakwa seorang warga negara India atas percobaan pembunuhan yang gagal di New York terhadap seorang advokat Sikh.
Dalam dakwaan tersebut, seorang "pegawai pemerintah India,” yang tidak disebutkan namanya, disebut telah merekrut pembunuh bayaran dan mengarahkan rencana pembunuhan itu dari jarak jauh.
kp/gtp (AFP, AP, dpa, Reuters)