India Kebut Pembangunan Terowongan Ladakh
16 November 2021India tengah mempercepat upaya pembangunan terowongan Zojila yang strategis di Kashmir. Terowongan ini dinilai dapat memangkas waktu perjalanan ke Ladakh, daerah perbatasan yang menjadi sumber konflik dengan Cina.
Di wilayah dataran tinggi dengan suhu udara yang bisa anjlok hingga ke -45 derajat Celsius ini, India telah mengembangkan jaringan terowongan dan jembatan untuk memungkinkan mobilisasi pasukan secara cepat.
Para pejabat mengatakan terowongan Zojila, yang diperkirakan menelan biaya $932 juta (Rp13,2 triliun), akan menjadi terowongan terpanjang dan tertinggi di India, di ketinggian 3.485 meter. Terowongan ini tidak hanya akan membuat Angkatan Darat India lebih fleksibel dalam menangani logistik - tetapi juga akan mengurangi waktu perjalanan di Zojila Pass dari 3,5 jam menjadi 15 menit.
Terowongan dua arah berbentuk tapal kuda ini juga akan mengurangi jarak dari Baltal ke Minamarg dari 40 kilometer menjadi 13 kilometer, kata P Arun, wakil manajer Megha Engineering & Infrastructures Limited yang bertugas membangun terowongan.
"Ini adalah keajaiban teknik. Ini melibatkan keterampilan yang hebat, bukan hanya soal meledakkan gunung," kata Arun kepada DW.
Batas waktu penyelesaian terowongan juga telah dipangkas hampir tiga tahun, hingga Desember 2023. Para pejabat mengatakan mereka berharap terowongan itu akan dibuka untuk umum pada tahun 2024, pada 25 Januari, menjelang Hari Republik India.
Klaim dapat meningkatkan kesejahteraan warga
Zojila Pass, yang menghubungkan ibu kota Kashmir, Srinagar, ke Ladakh, termasuk wilayah India yang merupakan bagian dari wilayah Kashmir yang lebih luas. Saat ini daerah tersebut hanya dapat diakses selama sekitar enam bulan per tahunnya karena tebalnya salju saat musim dingin.
Penduduk Ladakh bergantung pada lembah Kashmir untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar mereka, mulai dari sayuran, bahan bakar, hingga obat-obatan. Sebagian besar suplai kebutuhan pokok ini didatangkan melalui Zojila Pass. Ini menyulitkan penduduk setempat karena mereka terpaksa menimbun barang untuk persediaan selama setengah tahun.
Namun pejabat India optimis bahwa terowongan Zojila dapat membantu memfasilitasi pengiriman produk perawatan kesehatan dan fasilitas dasar lainnya jadi lebih mudah bagi penduduk setempat dan membuka pariwisata di Ladakh sepanjang tahun.
Asghar Ali, seorang penjaga toko di Kargil, sebuah kota di Ladakh, mengatakan kepada DW bahwa setiap tahun ia membeli barang dalam jumlah besar untuk dijual di tokonya dan biasanya barang-barang itu kedaluwarsa saat musim panas tiba.
Menurut Asghar Ali, terowongan itu akan memberinya keleluasaan untuk bisa berjualan sesuai kebutuhan sehari-hari penduduk setempat. "Ini akan sangat melegakan," kata dia. "Mudah-mudahan itu akan mengubah hidup kami selamanya."
Mantan legislator dari Kargil bernama Asgar Ali Karbalai mengatakan kepada DW bahwa isolasi Ladakh dari dunia luar sangat berdampak pada kesehatan mental penduduk setempat. Hal ini karena setiap musim dingin mereka seolah terkurung dari dunia luar.
Bila ingin keluar dari wilayah itu pada musim dingin, penduduk Kargil bisa menempuh rute udara tapi harus terlebih dulu menempuh jarak hampir 250 kilometer ke pangkalan udara Leh. Karbalai mengatakan terowongan baru itu dapat meningkatkan olahraga musim dingin dan pariwisata di Drass, Zanskar, dan bagian lain di Ladakh.
Banyak pula siswa yang menyambut baik pembangunan terowongan ini karena penutupan jalan sebelumnya telah mengakibatkan mereka melewatkan ujian masuk universitas nasional.
"Kebutuhan mendesak"
Analis keamanan Rigzin Spalbar mengatakan kepada DW bahwa terowongan Zojila akan sangat penting bagi pertahanan India, karena aktivitas militer meningkat di perbatasan di wilayah Ladakh, Gilgit, dan Baltistan.
Baik India dan Cina telah menempatkan puluhan ribu tentara di daerah-daerah itu, didukung oleh artileri, tank, dan jet tempur.
"Terowongan itu akan memberikan fleksibilitas logistik kepada militer dan memberikan mobilitas operasional dan strategis. Dalam keadaan darurat, kita dapat dengan cepat mengerahkan pasukan dan persenjataan ke Ladakh melalui terowongan itu," kata Spalbar.
Ketegangan antara India dan Cina telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini seiring tuduhan New Delhi bahwa Beijing telah mengirim pasukan mereka ke perbatasan.
Pada Juni tahun lalu, sedikitnya 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Ladakh, ujar seorang pejabat India. Insiden ini menandai bentrokan mematikan pertama di daerah perbatasan dalam setidaknya 45 tahun.
Perundingan putaran ke-13 antara Beijing dan Delhi pada bulan Oktober untuk menyelesaikan perbatasan Himalaya yang disengketakan juga telah gagal. Kedua pihak malah saling menyalahkan atas kegagalan mereka dalam membuat kemajuan.
Spalbar juga menunjukkan bahwa rute alternatif antara Srinagar dan Leh tidak hanya panjang dan berbahaya di musim dingin, tetapi juga terletak dekat dengan perbatasan India dengan Pakistan dan Cina.
Kebutuhan akan terowongan semacam itu pertama kali dirasakan selama perang Kargil India-Pakistan di tahun 1999. Serangan baru-baru ini oleh Cina menjadikan terowongan itu sebagai "kebutuhan mendesak," kata Spalbar.
Dengan kerja sama militer Cina-Pakistan yang semakin kuat di kawasan itu, India harus mempercepat pengerjaan terowongan agar Ladakh dapat diakses oleh Angkatan Darat India melalui jalan darat, tambah Spalbar. ae/yf