KRI Alugoro-405: Kapal Selam Pertama Produksi Negeri
27 Januari 2020Senin (27/01), Presiden RI Joko Widodo mengunjungi PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, untuk tinjau langsung kapal selam KRI Alugoro-405. Kapal selam Alugoro merupakan kapal selam ketiga dari batch pertama kerja sama pembangunan kapal selam antara PT PAL Indonesia dengan produsen kapal terkemuka asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).
Hal ini menjadikan Indonesia satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang berhasil membangun kapal selam. Jokowi pun mengapresiasi kerja sama tersebut dan menyebut ini sebagai awal dari kemandirian alutsista nasional.
"Saya kira sebuah kerja sama yang bagus, ada transfer teknologi di dalam pembangunan kapal selam Alugoro kita. Kita harapkan pada suatu titik kita bisa mandiri mengerjakan semuanya oleh anak-anak bangsa sendiri," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi Ingin TNI Bangun Instrumen Militer Berteknologi Canggih
Spesifikasi KRI Alugoro-405
Kapal selam Alugoro sendiri memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot, dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot. Kapal selam Alugoro telah menjalani berbagai proses pengujian seperti Harbour Acceptance Test (HAT) dan Sea Acceptance Test (SAT) pada pertengahan bulan ini di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam menjalani tes SAT, kapal selam Alugoro mampu menyelam hingga kedalaman 250 meter.
Kapal selam yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 11 April 2019 ini memiliki kapasitas 40 orang dan mampu menjelajah hingga 50 hari lamanya. Nama Alugoro sendiri diambil dari nama salah satu senjata berbentuk gada yang dimiliki oleh Prabu Baladewa yang merupakan salah satu tokoh pewayangan.
Sementara dua unit kapal selam sebelumnya yang dipesan dari DSME sudah dibangun di Korea Selatan pada tahun 2018 silam, yaitu KRI Ardadedali 404 dan KRI Nagapasa 403 dan sudah digunakan oleh TNI AL. KRI Alugoro-405 ini rencananya akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan untuk digunakan TNI AL pada Desember 2020 mendatang.
Kapal selam bertanaga listrik diesel ini diklaim memiliki 'life time' atau usia mencapai 30 tahun. KRI Alugoro-405 juga sudah diperkuat oleh torpedo Black Shark generasi terbaru dari Whitehead Alenia Sistemi Subacquei. Torpedo dengan dimensi panjang 3,6 meter dan 55,3 sentimeter ini mampu mengejar target sejauh 50 kilometer.
Kapal selam yang memiliki bobot fantastis ini, yakni seberat 1.595 ton, dilengkapi dengan teknologi radar Naval Combat Management MSI-90U Mk2.Teknologi ini merupakan yang paling mutakhir untuk melihat kondisi bawah laut. Gelombang ultrasonik yang dipancarkan akan diubah dalam bentuk tiga dimensi.
Akan beli kapal Denmark?
Sebelumnya Indonesia lewat Kementerian Pertahanan berencana untuk membeli kapal selam dari Turki atau Jerman. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam kunjungan kerjanya ke sejumlah negara disebut tengah mempertimbangkan pembelian kapal selam tersebut. Di sela-sela kunjungannya di Turki pada bulan November tahun lalu saat bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Prabowo sempat mengunjungi pabrik kapal selam Turki di Gocuk Naval Shipyard, Kocaeli.
Staf Khusus Bidang Komunikasi dan publik dan Hubungan Antarlembaga Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebut masalah geopolitik dan geostrategis menjadi perhatian utama Indonesia untuk memperoleh kapal selam. Namun belum diketahui mengapa kedua negara ini yang menjadi tujuan Indonesia untuk membeli kapal selam tersebut.
"Belum diputuskan, sedang dikaji mendalam," ujar Dahnil singkat saat dihubungi DW Indonesia pada Jumat (17/01) silam.
Baca juga:Kapal Selam Prancis Yang Hilang di Tahun 1968 Ditemukan di Laut Tengah
Tak hanya kapal selam, Kementerian Pertahanan juga dikabarkan berencana membeli kapal ocean going atau kapal lintas samudera berukuran 150 meter dari Denmark. Kapal ini bertujan untuk menjaga perairan Indonesia merujuk kepada masuknya kapal-kapal ikan dan coast guard Cina ke perairan Natuna.
"Pak Prabowo saya lihat angkatan laut sudah beli (kapal) ocean going, akan beli dari Denmark. Itu memang kapal oceang going yang 138 meter yang bisa 150 meter. Jadi dia bisa berlayar fregat di laut bebas," papar Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari detiknews, Senin (20/01).
rap/vlz (dari berbagai sumber)