Indonesia Diminta Mediasi Dialog Konflik Yaman
19 April 2015Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar sedunia diharap oleh Organisasi Konferensi Islam-OKI bisa menjadi mediator yang mendorong dimulainya perundingan konflik Yaman di sela-sela konferensi para pimpinan Asia dan Afrika yang digelar 5 hari mulai Senin mendatang (20/04). Diharapkan dengan dimulainya dialog, konflik sektarian antara pemberontak Syiah Huthi yang didukung Iran melawan pasukan presiden Mansour Hadi yang didukung koalisi Sunni Arab dapat dihentikan.
"Kami menerima kunjungan dutabesar Organisasi Konferensi Islam-OKI yang menyuarakan harapannya, agar Indonesia bisa memberikan kontribusi bagi pencarian solusi konflik Yaman", ujar menteri sekretaris kabinet Andi Widjajanto kepada wartawan. Namun Mensekkab tidak merinci bagaimana rencana Indonesia dalam memediasi perundingan itu.
Perundingan damai dan bantuan
Sementara itu sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan agar semua pihak yang bertikai di kawasan konflik sektarian Yaman segera melakukan gencatan senjata dan menggelar perundingan damai. Imbauan sekjen PBB dilontarkan seiring dengan mundurnya utusan khusus untuk Yaman, diplomat asal Marokko, Jamal Benomar, yang tidak lagi mendapat kepercayaan dari koalisi Arab dan dituduh teriimbas pengaruh pemberontak Syiah.
Iran yang dituding mendukung pemberontak Huthi juga kembali mengimbau segera digelarnya perundingan damai. Seruan ini disampaikan menteri luar negeri Iran Mohammed Javad Zarif setelah melakukan percakapan telefon dengan sekjen PBB Ban Ki Moon. Iran telah mengajukan proposal rencana perundingan damai, yang harus dimulai dengan gencatan senjata dan dihentikannya serangan udara koalisi Arab.
PBB juga mulai menggelar program bantuan senilai US$ 275 juta untuk membantu 7,5 juta warga Yaman dalam 3 bulan ke depan. PBB melaporkan akibat perang sektarian di Yaman, lebih 150.000 warga mengungsi dan menghancurkan sejumlah infrastruktur penting seperti bandara, suplai air bersih, rumah sakit serta jembatan. Lebih 760 orang tewas dan ribuan cedera akibat konflik itu.
Sebelum konflik lebih 10 juta warga Yaman tergolong kekurangan pangan. Kini jumlahnya meningkat melebihi 12 orang. PBB menaksir setiap bulannya memerlukan bantuan 100.000 ton bahan pangan bagi warga Yaman yang sebelumnya juga sudah tergolong miskin,.
as/yf(rtr,afp,dpa)