Industri Mana Melaju Tahun 2014?
27 Desember 2013Institut peneliti ekonomi Jerman, Institut der deutschen Wirtschaft (IW) di kota Köln, sejak beberapa dasawarsa setiap akhir tahun meneliti denyut industri. Dan sekarang denyutnya terdengar kencang.
Sekitar separuh dari 48 perhimpunan ekonomi Jerman menyatakan, situasi ekonomi sekang lebih baik daripada tahun lalu. Jumlah perhimpunan ekonomi yang memandang masa depan dengan optimis, jauh lebih besar lagi.
"Semua cabang industri sokoguru memprediksi, tahun depan akan terjadi peningkatan produksi dibanding tahun 2013", papar direktur IW, Michael Hüther. "Ini juga termasuk industri-industri, yang tahun lalu masih ragu-ragu, misalnya cabang otomotif, baja, elektronik, juga kimia."
Perbankan Masih Pesimis
Hanya di beberapa sektor suasananya muram. Misalnya industri pertambangan. Tidak mengherankan, karena sejak beberapa tahun lalu, Jerman memutuskan mengurangi pemakaian batu bara. Juga sektor keuangan dan perbankan, yang menderita karena dampak krisis ekonomi, pengetatan peraturan dan pengurangan pegawai. Selain itu, sektor energi dan industri kertas yang juga menyatakan pesimis.
Tetapi sebagian besar cabang industri menyatakan lega. Ini terutama akibat stabilnya perkembangan ekonomi Jerman, yang tahun 2014 berdasar prognosa akan tambah baik. Namun demikian, konjunktur itu tidak berhasil menciptakan lapangan kerja baru. Karena penambahan lapangan kerja baru jumlahnya sama dengan pengurangan lapangan kerja.
Sebagian besar perhimpunan ekonomi menduga, tidak akan ada perubahan mencolok. "Hal itu berkaitan dengan ketidakpastian tentang peraturan ketenagakerjaan dari pemerintahan baru," kata direktur IW, Michael Hüther.
Hüther memaparkan hasil jajak pendapat oleh berbagai perhimpunan ekonomi secara langsung kepada pemerintah. Institut penelitiannya dibiayai oleh perhimpunan ekonomi dan perusahaan untuk menekankan kekhawatiran sektor industri kepada pemerintah.
Kerja dan Energi
Semua faktor yang bisa menaikkan biaya tenaga kerja, tidak disukai oleh pihak pemberi kerja. Dan itu mencakup berbagai hal, mulai dari aturan batas gaji terendah hingga jumlah uang pensiun yang lebih tinggi.
Satu hal lainnya yang juga jadi masalah terbesar adalah biaya energi. Sudah sejak awal tahun 2000, mahalnya ongkos energi menyebabkan berkurangnya perusahaan yang bersedia menanamkan investasi di Jerman. "Padahal investasi itu amat dibutuhkan", kata Hüther lebih lanjut.
Pada pemerintahan koalisi besar, yang akan memerintrah 4 tahun ke depan terdiri dari Partai Kristen Demokrat dan Sosialis (CDU/CSU) serta Partai Sosial Demokrat (SPD), yang berwenang menangani masalah penggunaan energi adalah menteri ekonomi, bukannya menteri lingkungan.
Menteri Ekonomi Sigmar Gabriel (SPD -red) mengatakan: "tidak ada manfaatnya, jika peralihan menuju energi terbarukan tidak sejalan dengan sektor perekonomian dan kehendak rakyat," ungkap Hüther sambil menambahkan, jika pekerjaan hilang, tidak ada yang untung.
Bahwa perekonomian di negara-negara ambang industri, seperti Cina, India dan Brasil sekarang tidak melaju secepat prakiraan semula, juga dipantau dengan teliti oleh sektor industri Jerman yang tergantung pada pasar ekspor. Tapi itu bukan penyebab kekhawatiran besar. Mungkin karena dari situasi di pasar ekspor, tidak ada tuntutan apapun yang bisa diajukan kepada pemerintah.