Inggris Menentang Pengaruh Jerman
26 Januari 2012Di Forum Ekonomi Dunia yang berlangsung di Davos, Swiss, PM Inggris David Cameron mengutarakan kebijakannya yang skeptis terhadap mata uang Euro. Ia bersikukuh menentang usulan Jerman dan Perancis mengenai pajak transaksi keuangan yang akan diberlakukan di wilayah Uni Eropa.
Ia menyinggung bahwa solusi Inggris dengan iuran bank dan bea materai dalam transaksi saham lebih baik dari usulan Jerman-Perancis. "Itu adalah tindakan yang harus diikuti negara-negara lain."
Lebih lanjut Cameron mengatakan, "Jika Anda amati, analisis asli Komisi Eropa menunjukkan bahwa pajak transaksi keuangan bisa mengorbankan produk domestik bruto Uni Eropa dan mengurangi pemasukan hingga 200 miliar Euro. Itu berarti mengorbankan hampir 500.000 pekerjaan dan memaksa sekitar 90 persen pasar keluar dari Uni Eropa. Pada saat kita berusaha membuat ekonomi tumbuh, memikirkan hal itu saja adalah suatu kegilaan."
"Tambal Sana-Sini Tidak Cukup"
Cameron juga menyerang manajemen krisis Euro yang dipimpin Jerman. Katanya, dalam krisis Euro jangan sampai orang hanyut oleh ketakutan akan kegagalan.
Lebih lanjut dikatakan Cameron, Eropa harus menunjukkan kualitas kepemimpinannya. "Menambal sana-sini tidak lagi cukup. Kita harus berani dan tegar serta tidak takut dan ragu-ragu.“
Seperti yang dikatakan Cameron, ia tahu bahwa banyak negara melakukan langkah drastis merombak anggarannya dalam mengatasi krisis. Cameron mengatakan pula mengenai pentingnya membangun benteng penangkal krisis. Namun disebutkannya penting pula untuk melakukan tindakan jangka pendek. "Ketidakpastian di Yunani harus diakhiri. Juga seperti yang dikatakan IMF, benteng penangkal itu harus cukup tinggi untuk menangkis serangan."
Sebelumnya Direktur IMF Christine Lagarde mendesak untuk lebih banyak lagi menghimpun dana penyelamatan selanjutnya. Kanselir Jerman Angela Merkel menolak usulan Lagarde.
Cameron menyebut kurangnya kemampuan bersaing Eropa sebagai "kelemahan utama". Hasil pengukuran statistik menunjukkan, banyak negara Uni Eropa saat ini yang kemampuan bersaingnya berkurang drastis. "Lima negara di antaranya malah lebih loyo ketimbang Iran," ujar Cameron.
Menurut Cameron, Inggris sudah mengembangkan "rencana agresif" untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Diungkapkan PM Inggris David Cameron, negaranya menerapkan kebijakan keuangan yang radikal liberal. "Kami membanjiri sistem perbankan dengan uang. Tindakan berani dan nekad juga diperlukan di tingkat Eropa."
"Tidak Akan Kabur dari Uni Eropa"
Dalam pidatonya di Davos, Cameron juga menentang rencana pakta fiskal. Inggris sebelumnya merupakan satu-satunya negara Uni Eropa yang menentang pakta pengetatan anggaran yang diberlakukan di seluruh negara anggota. Menyinggung sikap kontranya dalam KTT Uni Eropa Desember lalu, Cameron meminta jaminan bagi adanya kesepakatan bersama. "Jaminan ini tidak saya peroleh. Jadinya juga tidak ada kesepakatan itu." Cameron menuturkan bahwa Inggris ingin kesuksesan Uni Eropa dan tidak akan keluar dari keanggotaannya.
Stephan Stickelmann (dpa, afp, dapd)/LS/AP