Indonesia Peringkat 37 Climate Change Index (CCPI) Terbaru
15 November 2017Germanwatch, NewClimate Institute dan Climate Action Network hari Rabu (15/11) merilis Indeks Performa Perubahan Iklim (Climate Change Performance Index - CCPI) terbaru. Posisi 1 sampai 3 selama ini dibiarkan kosong, karena tidak ada negara yang dianggap berhasil mencapai target yang seharusnya.
Dari 57 negara yang diteliti, Swedia menduduki peringkat tertatas, disusul Lithuania, Maroko, Norwegia dan Inggris. Jerman tidak mendapat rapor yang baikdan hanya menduduki peringkat 22, masih di bawah Portugal, Brasil dan Ukraina.
Indonesia menduduki peringkat ke 37, di bawah Thailand, tetapi masih lebih baik daripada Spanyol dan Yunani. Amerika Serikat menempati ranking 56. Di peringkat terbawah Republik Iran (59) dan Saudi Arabia (60).
Kurangnya terobosan yang berani membuat investasi minim
Indonesia digolongkan sebagai negara dengan kinerja strategi perubahan iklim yang rendah. Meskipun target nasional Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca sampai tahun 2030 termasuk tinggi, namun pencapaian reduksi emisi gas rumah kacanya masih rendah.
Emisi gas rumah kaca per kapita di Indonesia sebenarnya tidak tinggi. Namun angka emisinya cukup besar akibat luasnya deforestasi dan degradasi hutan dan hal ini berdampak besar pada ranking Indonesia.
Kurangnya tindakan berani untuk lambat laun menghapuskan bahan bakar fosil melalui terobosan dan kebijakan baru, menurut para ahli pada gilirannya meredam investasi dalam bidang energi terbarukan.
Padahal dalam hal energi terbarukan, Indonesia dinilai memiliki potensi yang besardibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya potensi menggunakan tenaga air dan tenaga surya. Namun upaya Indonesia menggalakkan penggunaan energi terbarukan masih belum terlalu ambisius dalam mencapai target yang dicanangkan sampai tahun 2030.
Jerman tertinggal di Eropa
Jerman hanya menempati ranking 22, suatu pencapaian yang cukup mengecewakan banyak aktivis lingkungan, mengingat Jerman adalah salah satu dari lima besar perekonomian dunia.
Jerman masih memiliki emisi gas rumah kaca yang relatif tinggi dan hampir tidak ada perbaikan tingkat emisi selama tahun-tahun terakhir. Penggunaan energi per kapita di Jerman lebih tinggi daripada rata-rata UE, namun di sini ada sedikit perbaikan.
Tingkat pertumbuhan energi terbarukan Jerman dinilai tinggi, namun masih jauh dari target nasionalnya untuk tahun 2030. Para ahli mengeritik pemerintah Jerman yang dianggap berambisi besar selama perundingan Perjanjian Paris tahun 2015, namun tidak memenuhi janji-janji yang dicanangkan.
Sejak 13 tahun, CCPI mengukur tingkat emisi per kapita serta tingkat penggunaan energi terbarukan di sebuah negara dan kebijakan-kebijakan tentang perubahan iklim yang dikeluarkan.
hp/ (germanwatch, dw)