Inilah Visi Jokowi di KTT G20
8 Juli 2017Dalam pertemuan KTT G20 di Hamburg, Jerman, Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa pandangannya terkait dengan isu global.
Dalam pembicaraan mengenai penanganan terorisme, Jokowi menjelaskan ancaman yang terjadi atas sehubungan dengan pendudukan kelompok-kelompok garis keras di Marawi, Filiipina.
Bersama menangkal terorisme
Disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden menyampaikan pentingnya negara-negara G20 untuk bersatu, di dalam menangani ancaman terorisme semacam itu.
Dikatakan Menlu Retno Marsudi, Presiden juga menyarankan beberapa hal sebagai solusi, di antaranya : "Memperketat pengawasan dan menghentikan alur pendanaan kepada kelompok radikal dan teroris."
Ditambahkannya, dengan kemampuan teknologi informasi yang dimiliki negara-negara anggota G20, maka G20 harus mampu menjadi motor penyebaran nilai perdamaian.
Sehubungan dengan penanganan aksi-aksi terorisme, Menlu Retno mengemukakan lebih lanjut: "Presiden Jokowi mengingatkan, agar negara-negara G20 harus dapat mencari solusi akar masalah dalam isu tersebut yang antara lain mengakhiri ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi. G20 juga harus memperkuat kerjasama dalam bidang intelejen."
Komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan, Indonesia mempunyai komitmen tinggi untuk melaksanakan kesepakatan iklim Paris. Disampaikan Menlu Retno Marsudi, komitmen tersebut di antaranya : "Diperpanjangnya moratorium pembukaan lahan, dibentuknya badan restorasi 2 juta hektar lahan gambut dan mengatasi kebakaran hutan.”
Di samping itu, Indonesia akan berupaya terus melakukan pengembangan pendaurulangan sampah serta mengurangi sampah plastik di laut.
Indonesia-Norwegia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama
Di KTT G20, Indonsia juga menggelar beberapa pertemuan bilateral. Di antaranya dengan Norwegia. Nilai perdagangan dan investasi yang tumbuh positif di tahun 2016 digunakan sebagai momentum peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Norwegia di masa mendatang. Demikian poin penting yang dihasilkan saat Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Sabtu 8 Juli 2017.
"Nilai perdagangan 2016 mengalami peningkatan 40,5 persen dibanding tahun 2015. Sementara investasi mengalami peningkatan sebesar 772 persen, termasuk peningkatan investasi portofolio dari Pension Global Fund Norwegia. Perkembangan positif ini perlu terus kita pertahankan, atau bahkan ditingkatkan,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir drai siaran pers Biro Pers Sekretariat Presiden.
Dengan Solberg, Jokowi juga membahas sektor kelautan dan perikanan. Jokowi dalam pertemuan tersebut. Presiden mengapresiasi adanya peningkatan intensitas kerja sama kelautan dan perikanan antara kedua negara, termasuk dukungan Norwegia terhadap upaya pemberantasan penangkapan ikan secara illegal:
"Saya ingin mendorong formalisasi kerja sama di bidang ini, mencakup pemberantasan IUU Fishing, tata kelola perikanan, budidaya berkelanjutan dan perlindungan laut.”
ap/hp(Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)