Interpol Tolak Permintaan Iran untuk Tangkap Trump
30 Juni 2020Iran menyerukan kepada Interpol untuk membantu menangkap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (29/06), atas insiden serangan udara yang menewaskan jenderal top Iran Qassem Soleimani.
Seorang jaksa penutut Iran, Ali Alqasimehr menyebut Iran juga akan menangkap 35 orang lainnya yang diyakini terlibat dalam serangan udara ke Baghdad tersebut.
Kantor berita milik pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa Alqasimehr mengatakan Trump dan 35 orang lainnya menghadapi tuntutan ''pembunuhan dan terorisme." Namun, Alqasimehr tidak mengidentifikasi secara rinci ke-35 orang lainnya yang dicari, selain Trump. Tetapi ia menekankan bahwa Iran akan terus mengejar penuntutan ini, bahkan setelah kepresidenan Trump berakhir.
Sebelumnya, Alqasimehr mengatakan bahwa Iran telah meminta Interpol untuk menerbitkan Red Notice untuk menangkap Trump dan pasukan militer AS lainnya. Red Notice sebenarnya bukan perintah penangkapan namun lebih merupakan pemberitahuan bagi orang-orang yang dicari untuk diadili atau dihukum.
Pihak berwenang lokal yang umumnya akan melakukan penangkapan atas nama negara yang memintanya. Red Notice tidak dapat memaksa negara untuk menangkap atau mengekstradisi para terduga, tetapi dapat menahan para pemimpin pemerintahan untuk tetap di tempat dan membatasi perjalanan mereka.
Interpol larang campur tangan politik
Namun, Interpol ternyata mengatakan tidak akan mempertimbangkan permintaan Iran, yang berarti Trump tidak terancam ditangkap. Setelah menerima permintaan Iran, Interpol akhirnya bertemu dengan komite dan membahas apakah akan berbagi informasi atau tidak.
Interpol tidak memiliki kewajiban untuk membuat pemberitahuan publik, meskipun beberapa memang dipublikasikan di situs webnya. Interpol kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa pedomannya untuk memberikan Red Notice, tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun atau kegiatan bersifat politik.
Interpol menyebut ''tidak akan mempertimbangkan permintaan seperti ini.”
Brian Hook, perwakilan khusus AS untuk Iran, memberikan pernyataan terkait permintaan Red Notice Iran kepada Interpol, saat konferensi pers di Arab Saudi pada Senin (29/06).
''Ini adalah aksi propaganda yang tidak dianggap serius dan membuat orang-orang Iran terlihat bodoh, '' kata Hook.
Soleimani yang menjabat Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusieoner Iran (IRGC) tewas dalam serangan udara di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari lalu. Trump diketahui memerintahkan langsung operasi militer yang menewaskan jenderal top Iran tersebut.
Ketegangan kedua negara semakin meningkat kala Iran memberi serangan balasan dengan meluncurkan rudal balistik yang menargetkan pasukan Amerika di Irak.
pkp/rap (AP, Reuters)