Islandia Peringati Punahnya Gletser Karena Perubahan Iklim
19 Agustus 2019Islandia memperingati hilangnya gletser pertama di negara itu karena pemanasan global akibat perubahan iklim. Gletser Okjokull yang tahun 1890 masih mencakup 16 kilometer persegi, pada 2012 hanya tinggal 0,7 kilometer persegi. Kini Gletser itu dinyatakan punah.
Di lokasi bekas gletser, sekarang dipasang sebuah tulisan berjudul "Surat Untuk Masa Depan" dengan isi: "Monumen ini (dibuat) untuk mengakui bahwa kita tahu apa yang terjadi dan apa yang perlu dilakukan. Hanya Anda yang tahu, apakah kita telah melakukannya."
Proyek peringatan ini diprakarsai para peneliti lokal dan rekan-rekan mereka dari Rice University di AS. Sekitar 100 orang hadir di lokasi, termasuk Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir, Menteri Lingkungan Gudmundur Ingi Gudbrandsson, dan mantan Presiden Irlandia yang juga mantan komisioner tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Mary.
"Ini akan menjadi monumen pertama bagi gletser yang hilang akibat perubahan iklim di mana pun di dunia," kata Cymene Howe, professor antropologi di Rice University bulan Juli lalu dalam persiapan monumen di Islandia.
Upacara sebagai peringatan
Cymene Howe mengatakan, mengenang gletser yang hilang ini penting untuk mengingatkan bahwa gletser sedang menyusut di seluruh dunia. Upacara ini mengingatkan "pada kenyataan, bahwa ini adalah sesuatu yang telah dicapai oleh manusia, meskipun itu bukan sesuatu yang harus kita banggakan."
Para ilmuwan memperingatkan bahwa sekitar 400 gletser di Islandia berisiko mengalami nasib yang sama. Mereka khawatir pada 2200, Islandia akan kehilangan semua Gletsernya. Islandia setiap tahun kehilangan sekitar 11 miliar ton es.
Para peneliti mengatakan, ketika "banyak statistik mengerikan dan model ilmiah canggih tidak dapat dipahami," sebuah monumen untuk gletser punah adalah cara yang lebih baik agar orang-orang "memahami apa yang terjadi pada planet ini".
Dari Okjokull menjadi Ok
Okjokull, yang berarti "Ok Gletser" dalam bahasa Islandia, menjadi kawasan es pertama di yang secara resmi dilucuti status gletsernya pada tahun 2014. Sekarang tempat itu disebut hanya disebut "Ok".
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam IUCN memperkirakan, hampir setengah dari situs warisan dunia di Islandia bisa kehilangan gletsernya pada tahun 2100, jika emisi gas rumah kaca berlanjut pada tingkat saat ini.
Islandia sangat bergantung pada pariwisata, yang merupakan industri terbesar di negara itu. Tahun lalu tercatat ada 2,3 juta wisatawan internasional yang berkunjung ke pulau itu, terutama untuk mengagumi gletsernya.
hp/ts (afp, rtr, ap)