Israel Ancam Bocorkan Data Intelijen Obama
27 Desember 2016Israel aktif menggalang kampanye melawan pemerintahan AS di bawah Presiden Barack Obama. Serangan diplomatik dilancarkan setelah Amerika Serikat memilih abstain dalam putusan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. PM Benjamin Netanyahu menyebut sikap AS tersebut "memalukan."
Dalam resolusinya DK PBB memerintahkan Israel untuk "menghentikan semua aktivitas pemukiman di wilayah teritorial Palestina, termasuk Yerusalem timur." Namun Netanyahu berjanji tidak akan tunduk pada tekanan tersebut. Sebaliknya Israel malah berusaha menyudutkan Obama melalui Presiden terpilih Donald Trump.
Duta Besar Israel untuk Amerika, Rob Dermer, mengklaim pihaknya memiliki bukti kuat bahwa Washington aktif mendorong resolusi tersebut. "Apa yang mengecewakan adalah bahwa Amerika Serikat lah yang mendalangi keroyokan di DK PBB. Saya kira ini adalah bagian yang memalukan," ujarnya kepada stasiun relevisi CNN.
Sementara Jurubicara Netanyahu, David Keyes, mengklaim memiliki "informasi terpercaya dari berbagai sumber di negara-negara Arab dan internasional, bahwa resolusi ini didorong oleh AS. Faktanya mereka pula yang membantu melahirkan resolusi itu." Dubes Dermer bahkan mengancam akan mengajukan bukti tersebut kepada pemerintahan baru. Silahkan jika mereka ingin memublikasikannya kepada penduduk AS," pungkasnya.
Donald Trump sejak awal menolak resolusi anti pemukiman Yahudi yang digagas Mesir. Setelah didesak Netanyahu, Trump sempat menekan Kairo untuk mencabut rancangan naskah resolusi. Tapi kendati sempat ditunda, proses pemungutan suara tidak lagi bisa dihindari. Pengusaha real estate itu pun mencibir PBB sebagai sebuah "klub untuk berbicara dan bersenang-senang. Sangat menyedihkan," tulisnya lewat Twitter.
Serangan diplomatik Israel tidak cuma diarahkan pada Amerika Serikat, tetapi juga Selandia Baru, Inggris dan Perancis yang turut mendukung resolusi tersebut. Sebagai balasan Netanyahu melarang semua pejabat pemerintahan bertemu dengan perwakilan dari negara-negara yang menyetujui resolusi godokan Mesir, Malaysia, Venezuela dan Selandia Baru itu.
Amerika Serikat sejatinya sejak lama menolak pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. Namun Washington menjaga tradisi politik dengan menggagalkan setiap resolusi yang dimaksudkan untuk mencegah Israel membangun pemukiman baru.
Seorang pejabat AS mengatakan keputusan AS meloloskan resolusi dilandasi kehawatiran bahwa Israel akan mempercepat pembangunan pemukiman Yahudi dan mengubur peluang tercapainya solusi dua negara.
rzn/as (rtr,ap,afp)