1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikTimur Tengah

Pemimpin Negara Arab dan Muslim Tiba di Riyadh

11 November 2024

Para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim tiba di Saudi untuk membahas konflik Israel-Hamas dan ketegangan regional.

https://p.dw.com/p/4mrBZ
Para petugas penyelamat sedang menyisir puing-puing di Desa Aalmat, wilayah utara ibu kota Lebanon, Beirut, pada Minggu (10/11)
Jelang KTT Luar Biasa, Lebanon melaporkan lebih dari 20 orang tewas di Aalmat dan serangan di Baalbek Foto: Hassan Ammar/AP/picture alliance

Lebih dari 50 pemimpin negara-negara Arab dan Muslim telah tiba di Arab Saudi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa yang digelar pada hari Senin (11/11).

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi mengumumkan pertemuan ini pada bulan Oktober tahun lalu saat perkumpulan pertama "aliansi internasional” yang mendukung solusi dua negara bagi konflik Israel dan Palestina.

Para pemimpin yang menghadiri KTT di Riyadh ini akan "membahas agresi Israel yang terus berlanjut di wilayah Palestina dan Republik Lebanon, serta perkembangan terkini di wilayah konflik itu,” kata Kantor Berita Saudi, Minggu (10/11).

Kantor berita tersebut juga melaporkan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas terkonfirmasi telah tiba di Riyadh untuk menghadiri KTT.

Portal berita Al-Ekhbariya yang berafiliasi dengan pemerintah Saudi menyiarkan cuplikan pada hari Minggu (10/11), saat Presiden Nigeria Bola Tinubu dan Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati tiba di Riyadh. 

PM Pakistan Shehbaz Sharif juga dijadwalkan hadir dalam pertemuan kali ini.

Salah satu pengunjuk rasa membawa papan bertuliskan 'kita bisa melawan antisemitisme dan genosida zionis secara bersamaan'
Protes pro-Palestina berlangsung ketika peraturan darurat dan larangan demonstrasi diberlakukan di Amsterdam, BelandaFoto: Robin van Lonkhuijsen/ANP/IMAGO

Polisi Amsterdam bubarkan unjuk rasa pro-Palestina yang dilarang 

Polisi anti huru-hara dan para pengunjuk rasa bentrok di pusat kota Amsterdam, Damrak (Dam Square) pada hari Minggu (10/11), saat polisi berupaya membubarkan aksi unjuk rasa pro-Palestina yang sedang berlangsung, meski ada larangan sementara terhadap protes itu.

Larangan protes diberlakukan setelah terjadinya bentrokan pada awal pekan ini antara warga dan para pendukung sepak bola Israel yang sedang melakukan perjalanan. 

Ratusan demonstran menentang langkah kontroversial tersebut, yang telah dikuatkan oleh pengadilan setempat dalam sidang darurat, satu hari sebelum bentrokan terjadi. Para demonstran meneriakkan tuntutan untuk mengakhiri perang di Gaza dan slogan-slogan lainnya seperti "Bebaskan Palestina”.

Larangan protes pro-Palestina selama tiga hari itu diberlakukan sejak hari Jumat (08/11), setelah bentrokan di Amsterdam saat pertandingan antara Maccabi Tel Aviv dan Ajax Amsterdam berlangsung, Kamis (07/11) malam waktu setempat.

Pemerintah Israel imbau warganya untuk menghindari acara budaya dan olahraga

Sementara itu, pemerintah Israel telah menyarankan warganya untuk menghindari acara-acara budaya dan olahraga di luar negeri dalam beberapa pekan mendatang.

Kantor PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya memiliki informasi intelijen terkait kelompok-kelompok pro-Palestina yang berencana untuk melukai warga Israel di Belanda, Inggris, Prancis, Belgia dan wilayah lainnya.

Pernyataan itu muncul setelah bentrokan kekerasan antara warga Belanda dan para penggemar sepak bola Israel terjadi, pekan lalu.

Kepolisian Belanda mengatakan bahwa serangan itu itargetkan kepada para pendukung Maccabi Tel Aviv setelah pertandingan melawan tim lokal Ajax berlangsung.

Ada beberapa insiden terkait dengan para pendukung Maccabi, yang dituduh meneriakkan dan menyanyikan slogan dan lagu anti-Palestina ke arah kelompok-kelompok pemuda yang berseberangan.

Pihak berwenang Belanda telah menangkap puluhan orang sehubungan dengan aksi kekerasan yang terjadi pada hari Kamis (07/11).

kp/ha/hp (AFP, Reuters, AP, dpa)