1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Jerman-AS Kirim Tank Tempur, Rusia Serukan Gencatan Senjata

6 Januari 2023

Ukraina akan mendapatkan bantuan signifikan persenjataan dari Jerman dan Amerika Serikat. Sementara itu, Rusia secara sepihak menyerukan gencatan senjata pada 6-7 Januari 2023, bersamaan dengan perayaan Natal Ortodoks.

https://p.dw.com/p/4LnqG
Kendaraan tempur infanteri Marder
Hingga saat ini Jerman telah berulang kali menolak permintaan Ukraina untuk mengirimkan kendaraan tempur infanteri MarderFoto: Klaus-Dietmar Gabbert/dpa/picture alliance

Jerman dan Amerika Serikat akan mengirim kendaraan lapis baja untuk Ukraina, kata para pemimpin kedua negara dalam pernyataan bersama. Pengumuman itu dirilis setelah panggilan telepon antara Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden AS Joe Biden pada Kamis (05/01).

Scholz dan Biden menambahkan bahwa mereka akan memenuhi permintaan "bantuan tambahan sistem pertahanan udara dan kendaraan tempur" sekutu.

Washington akan menyediakan kendaraan tempur infanteri Bradley, sedangkan Berlin siap memasok kendaraan tempur infanteri Marder dan sistem rudal Patriot.

Jerman tidak merinci berapa banyak Marder yang akan dipasok, tetapi Der Spiegel melaporkan jumlahnya bisa mencapai 40 unit. Sementara itu, paket senjata AS untuk Ukraina akan mencakup sekitar 50 Bradley, Humvee, sejumlah besar rudal dan amunisi lainnya.

Sebelumnya, Jerman telah setuju untuk memasok Ukraina dengan tank anti-pesawat "Gepard", tetapi bukan kendaraan tempur infanteri Marder yang berulang kali diminta Ukraina.

Ukraina: Tawaran gencatan senjata Rusia hanyalah 'tipuan'

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (05/01) memerintahkan gencatan senjata sepihak selama 36 jam, dari siang 6 Januari hingga tengah malam pada 7 Januari, bersamaan dengan perayaan Natal Ortodoks.

Kremlin mengatakan Putin dipengaruhi oleh pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, dalam membuat keputusan.

"Dengan mempertimbangkan seruan Yang Mulia Patriark Kirill, saya menginstruksikan Menteri Pertahanan Federasi Rusia untuk gencatan senjata dari pukul 12:00 pada 6 Januari 2023 hingga 24:00 pada 7 Januari 2023 di sepanjang garis kontak antara pihak-pihak di Ukraina," kata pernyataan dari Kremlin. 

Pengumuman itu menjadi yang pertama kalinya untuk seruan gencatan senjata nasional dalam perang tersebut. Tidak jelas apakah Putin dan militer Rusia benar-benar akan menindaklanjuti keputusan itu.

Ukraina menolak seruan Putin

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pengumuman gencatan senjata Putin adalah tipu muslihat untuk menghentikan kemajuan militer Ukraina.

"Mereka sekarang ingin menggunakan Natal sebagai kedok, meski sebentar, untuk menghentikan gerak maju anak laki-laki kita di Donbas dan membawa peralatan, amunisi, dan pasukan yang dimobilisasi lebih dekat ke posisi kita," kata Zelenskyy dalam pidato video.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan jika Putin benar-benar menginginkan perdamaian, "dia akan membawa pulang tentaranya."

"Apa yang disebut gencatan senjata tidak membawa kebebasan atau keamanan bagi orang-orang yang hidup dalam ketakutan sehari-hari di bawah pendudukan Rusia," tulis Baerbock di Twitter.

Sebelumnya, Ukraina mengatakan setiap seruan Rusia untuk gencatan senjata akan menjadi upaya untuk mengamankan kelonggaran bagi pasukannya, sentimen yang tampaknya dimiliki oleh Presiden AS Joe Biden.

bh/ha (AP, AFP, Reuters, dpa)