Jerman dan Yordania Bahas Irak
25 Juni 2014Kanselir Merkel dan Raja Abdullah II menyatakan sangat prihatin dengan perkembangan di Irak yang menghadapi serangan kelompok militan ISIS. Ketika menerima kunjungan Raja Yordania itu di Berlin hari Selasa (24/06), Merkel mengatakan sangat penting untuk melibatkan semua kalangan agama dan suku di Irak. Hanya dengan cara itu, Irak bisa membangun stabilitas dan memerangi fundamentalisme dan terorisme.
Raja Abdullah II menekankan, integritas Irak sebagai sebuah negara harus dipertahankan. Ia juga mengatakan, perang saudara di Suriah merupakan beban yang sangat berat bagi Yordania.
"Krisis di Suriah menunjukkan bahwa terorisme internasional tidak mengenal batas negara", kata Abdullah. Para jihadis dari luar negeri yang datang ke Suriah akan menjadi ancaman besar, jika mereka kembali ke negara asalnya.
Bencana pengungsian
Selanjutnya Raja Abdullah II mengatakan, situasi pengungsi merupakan tantangan raksasa bagi Yordania. Sejak pecahnya perang di Suriah, Yordania menampung ratusan ribu pengungsi yang lari dari negara itu. Menurut lembaga pengungsi PBB UNHCR, ada sekitar 600.000 pengungsi Suriah di Yordania. Selain itu, masih ada sekitar 30.000 pengungsi dari Irak.
Padahal, lebih setengah dari 8 juta penduduk Yordania adalah pengungsi Palestina dan keturunannya, yang melarikan diri setelah pendirian negara Israel tahun 1948. Raja Abdullah II mengatakan, masih banyak pengungsi yang akan masuk ke Yordania. Ia berharap masyarakat internasional mau membantu negaranya menghadapi arus pengungsi.
Kanselir Jerman Angela Merkel memuji sikap Yordania menerima begitu banyak pengungsi dan menjanjikan bantuan dari Jerman. "Jerman sudah menerima banyak pengungsi dari Suriah. Tapi ini sungguh tidak bisa dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi Yordania", kata Merkel.
Krisis Israel-Palestina
Raja Abdullah II dari Yordania memuji prakarsa Menlu AS John Kerry untuk mendorong kembali perundingan antara Israel dan Palestina. Ia mengatakan, Yordania sangat berharap upaya membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan bisa berhasil.
Abdullah II memperingatkan pemerintah Israel agar tidak melakukan provokasi, terutama di kawasan Yerusalem yang merupakan salah satu pusat tradisi tiga agama.
Beberapa minggu terakhir, situasi antara Israel dan Palestina kembali tegang, setelah militer Israel melancarkan operasi pencarian tiga remaja Yahudi yang hilang. Israel menduga mereka diculik oleh kelompok radikal Palestina. Beberapa warga Palestina tewas dalam operasi tersebut, sementara ratusan pendukung dan aktivis Hamas ditahan.