Jerman Harus Lebih Terbuka Bagi Pencari Suaka
23 Mei 2014Navid Kermani yang menjadi pembicara kunci pada acara peringatan 65 tahun konstitusi Jerman di Parlemen Jerman Bundestag di Berlin, Jumat (23/05) memuji undang-undang dasar Jerman, yang menanamkan akar kebebasan sejak beberapa dekade.
"Sebagai anak keturunan imigran, dan umat agama minoritas, sekarang saya dapat berpidato di depan parlemen," ujar ilmuwan Islam itu. Hal semacam ini beberapa dekade lalu sulit terbayangkan, tambah dia.
Kritik Hak Suaka
Dalam waktu bersamaan Kermani juga mengritik perubahan pasal 16 konstitusi yang mengatur hukum pemohon suaka yang disahkan 21 tahun silam. "Dengan itu, Jerman membabat hak suaka sebagai salah satu hak asasi manusia. Karena kandungan pasal ini dicabut martabatnya," ujar penulis keturunan Iran berusia 46 tahun itu.
"Saya mengharapkan, pada ulang tahun ke 70 konstitusi Jerman nanti, noktah hitam yang tidak sesuai hati nurani tersebut sudah dibersihkan", tegas Kermani. Jerman tidak harus menanggung semua beban berat dunia. Akan tetapi, Jerman punya cukup sumber daya, untuk tidak mengalihkan tanggung jawabnya terhadap mereka yang dikejar secara politik, kepada negara dunia ke-tiga.
Presiden Parlemen Jerman Norbert Lammert juga memanfaatkan acara peringatan 65 tahun konstitusi untuk melontarkan pernyataan kritis terhadap mahkamah konstitusi. Walau memuji kerja mahkamah konstitusi, Lammert juga mengingatkan, mahkamah tertinggi Jerman itu harus memperhatikan batasan konstitusi dalam setiap keputusannya.
as/yf (dpa,epd,kna)