Jerman Hentikan Sementara Deportasi ke Iran di Tengah Protes
29 November 2022Jerman akan menghentikan untuk sementara deportasi orang-orang ke Iran. Para menteri dalam negeri negara bagian Jerman menyepakati kebijakan itu Senin (28/11). Keputusan tersebut diambil di tengah situasi tegang di Iran yang dipicu oleh tindakan keras terhadap gelombang protes yang terus berlangsung selama lebih dari dua bulan terakhir ini.
Kantor berita Jerman DPA melaporkan, menteri dalam negeri negara bagian Bayern, Joachim Herrmann mengatakan, para menteri dalam negeri sepakat bahwa "pada prinsipnya tidak boleh ada deportasi ke sana sampai pemberitahuan lebih lanjut."
Joachim Herrmann saat ini memimpin Konferensi Menteri Dalam Negeri, yang akan bertemu pada hari Rabu (30/11) untuk pertemuan puncak reguler pejabat tinggi keamanan federal dan regional Jerman.
Deportasi hanya untuk "penjahat serius"
Joachim Herrmann menambahkan, deportasi hanya akan dipertimbangkan dalam kasus "orang-orang berbahaya dan penjahat serius". Dia juga meminta pemerintah federal di Berlin untuk secara teratur memperbarui penilaiannya terhadap situasi internal di Iran, karena itu akan menjadi dasar keputusan lebih lanjut.
Iran telah dilanda protes selama beberapa minggu sejak Jina Mahsa Amini, seorang perempuan Kurdi berusia 22 tahun, ditangkap karena tidak mengenakan jilbab sebagaimana aturan yang ditentukan oleh rezim. Jina Mahsa Amini kemudian meninggal dalam tahanan polisi pada September 2022, mendorong puluhan ribu orang turun ke jalan dan memrotes kebijakan rezim.
Iran panggil duta besar Jerman di Teheran
Sementara itu otoritas Iran pada hari Senin memanggil duta besar Jerman di Teheran, sebagai protes atas keputusan Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk menyelidiki tanggapan keras Iran terhadap aksi protes di negaranya. Keputusan untuk meluncurkan penyelidikan tingkat tinggi atas tanggapan Iran terhadap protes itu, diambil selama sesi khusus yang diminta oleh Jerman dan Islandia pada hari Kamis lalu (24/11).
Ini adalah pemanggilan duta besar Jerman, Hans-Udo Muzel, yang ketiga kalinya di Teheran, sejak protes nasional pecah pada akhir September.
"Penggunaan isu hak asasi manusia yang tergesa-gesa dan diinstrumentasi serta penerapan pendekatan politik untuk menekan negara-negara merdeka harus benar-benar dikecam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani sebagaimana dikutip kantor berita Prancis AFP. "Tindakan ini tidak akan berkontribusi pada promosi hak asasi manusia."
Jerman mengecam keras otoritas Iran atas tindakan keras menindas aksi protes. Hingga saat ini diaporkan lebih 300 orang tewas setelah aparat keamanan Iran menggunakan peluru tajam menghadapi aksi protes warganya yang sudah berlangsung berminggu-minggu.
hp/as (dpa, afp, ap)