Jerman Khawatirkan Perang Rasial
11 Januari 2016Ancaman perang rasial sedang menghantui Jerman. Pasca insiden pelecehan seksual massal malam tahun baru lalu, sentimen anti pengungsi terus menguat. Hari Minggu (10/1/16) sekelompok pria asal Pakistan dan seorang pengungsi Suriah diserang oleh orang tak dikenal di kota Köln.
Keenam warga Pakistan itu dipukuli oleh 20 orang. Dua di antaranya mengalami luka serius dan harus dilarikan ke rumah sakit. Pada hari yang sama lima orang tak dikenal menyerang pria asal Suriah. Korban mengalami luka luka.
Harian lokal Köln "Express", melaporkan pelakunya kemungkinan adalah gabungan kelompok ekstrim kanan, preman dan holigan. Mereka merencanakan itu via Facebook buat memburu "orang asing." Polisi belum mampu mengungkap pelaku penyerangan.
Dipicu pelecehan seksual massal
Eskalasi kekerasan di Jerman berlatarbelakang serangan seksual massal oleh terduga pengungsi asal negara-negara Arab pada malam tahun baru. Hingga kini kepolisian mencatat 515 aduan tindak kriminal di kota Köln dan 133 di Hamburg.
Setidaknya 40 persen aduan berupa kasus pelecehan seksual. Kepolisian Köln sejauh ini baru menangkap seorang remaja Maroko berusia 19 tahun sebagai tersangka. Sementara puluhan atau ratusan pelaku lain masih berkeliaran bebas.
Insiden tersebut dimanfaarkan kaum ekstrim kanan buat membakar sentimen anti orang asing, terutama kaum Muslim. Dewan Pusat Muslim Jerman (ZRM) mengeluhkan pihaknya mengalami "dimensi baru kebencian," sejak peristiwa di Köln, ujar Presiden ZRM Aiman Mayzek.
Mayzek mengklaim pihaknya sejauh ini telah menerima 50 ancaman via telepon, serta ratusan surat elektronik bernada kebencian. ZRM sampai harus menutup layanan teleponnya untuk publik atas alasan keamanan.
Merkel mulai bersikap tegas
Sementara itu Kanselir Jerman Angela Merkel mulai mengambil sikap tegas perihal pengungsi yang terjerat kasus kriminal. Ia berencana mengubah Undang-undang keimigrasian untuk memudahkan proses deportasi buat pengungsi bermasalah.
"Jika konstitusi tidak mencukupi, maka kita harus mengubahnya," ujar Merkel. "Köln telah mengubah segalanya. Penduduk kini mulai ragu," imbuh Volker Bouffier, Wakil Ketua Partai Uni Kristen Demokrat pimpinan Merkel.
Namun begitu jajak pendapat teranyar mencatat pandangan warga Jerman terhadap orang asing pasca insiden pelecehan seksual di malam tahun baru tidak berubah. Sebanyak 60 persen responden mengaku tidak melihat keberadaan orang asing lebih kritis dibandingkan sebelumnya.
Pandangan negatif sebaliknya diutarakan 37 persen responden terhadap warga asing. Kebanyakan adalah simpatisan partai ultra konservatif, AFD, yang anti Uni Eropa. Sementara sebagian lain merupakan pengikut partai pemerintah, CDU.
rzn/as (afp,rtr,dpa)