Jerman Lakukan Pembicaraan dengan Tokoh Imigran
8 Desember 2011Masih banyak imigran di Jerman yang bingung menanggapi rangkaian pembunuhan warga asing di Jerman pada tahun-tahun terakhir. Menurut penyidikan pertama, kelompok ektremis kanan membunuh sepuluh orang di berbagai negara bagian Jerman dalam kurun waktu beberapa tahun. Delapan di antara korban berasal dari Turki. Hingga beberapa saat lalu, kepolisian menduga bahwa semua pembunuhan itu dilakukan kalangan kriminal dan menyebut bahwa korban memiliki hubungan dengan kelompok mafia, atau kepolisian melakukan penyidikan ke arah kasus pemerasan uang.
Jerman adalah tanah air bersama
Kemudian proses penyidikan ditutup sebagai kasus yang tidak terungkapkan. Baru beberapa pekan lalu terungkap, siapa sebenarnya yang kemungkinan besar menjadi pelakunya, setelah dua anggota kelompok ektremis kanan bunuh diri usai merampok bank dan meninggalkan pernyataan pada rekaman DVD. Masyarakat Jerman terkejut dan tokoh-tokoh imigran gusar. Mustafa Yaman, seorang tokoh perhimpunan keagamaan Turki DITIB mengungkapkan: "Para korban menghilang dari pembicaraan selama sebelas tahun. Mereka dilupakan begitu saja."
Namun saat ini, kasus tersebut merupakan salah satu fokus pembicaraan publik. Presiden Jerman dan petugas khusus urusan integrasi, Maria Böhmer telah bertemu dengan keluarga korban. Koran-koran dan stasiun televisi juga mewawancari para keluarga korban. Yaman kini bahkan meminta media untuk tidak lagi mewawancarai pihak keluarga korban. Dia dan sekitar 30 wakil berbagai organisasi imigran Jerman melakukan pertemuan dengan Böhmer untuk merembukkan konsekuensi dari rangkaian serangan teror tersebut. Pembunuhan itu harus diungkap tuntas dan ektremisme kanan harus disingkirkan, ujar Böhmer: "Jerman adalah tanah air kita bersama dan kita melihat pembunuhan keji, terorisme dan ekstremisme kanan ini sebagai serangan terhadap demokrasi kita, atas pengertian kita terhadap keamanan dan kehidupan antarmanusia di negeri ini."
BAGIV tuntut terapkan larangan partai radikal kanan NPD
Maria Böhmer menjanjikan untuk memberikan ganti rugi segera dan tanpa birokrasi kepada keluarga korban. Seorang petugas independen akan ditugaskan mengurus kepentingan-kepentingan keluarga para korban, tambah Böhmer. Mehmet Tanriverdi, tokoh organisasi migran BAGIV menyambut baik reaksi cepat pemerintah Jerman. Para pejabat kementrian terkait telah meminta maaf atas kelalaian penyidikan yang terjadi, tambahnya sambil menegaskan bahwa langkah-langkah selanjutnya harus dilaksanakan: "Kami sudah sering mengatakan apa yang membuat kami takut, yaitu rasisme dalam masyarakat. Orang mengatakan bahwa 20 persen warga Jerman bersikap rasis. Bagi kami ini adalah hal serius."
Mehmet juga menuntut untuk segera menerapkan larangan bagi partai radikal kanan NPD.Ia juga mendesak agar memperketat UU penghasutan.
Mathias Böhmer/Christa Saloh
Editor: Renata Permadi