Jerman Tengok Imigran untuk Kerja di Panti Jompo
20 Desember 2013Setelah menghabiskan 10 tahun merawat keluarga sendiri, Asma Hadhri merasa sudah waktunya mencari kerja. Ketika mencari peluang yang sesuai, ia berpapasan dengan Narges Yelaghi, yang membawahi sebuah proyek di Offenbach bernama 'Awal Karier Merawat Warga Lanjut Usia.'
Proyek ini menawarkan kesempatan pelatihan untuk bidang perawatan geriatrik yang menarget perempuan imigran seperti Asma Hadhri yang ingin kembali bekerja di usia 30-an atau 40-an. Tim Yelaghi menyodorkan nasehat dan panduan, begitu juga dengan mengorganisir penempatan kerja.
Dari magang menjadi pegawai
Langkah selanjutnya adalah magang yang memungkinkan kandidat melihat apakah pekerjaan itu cocok untuknya. Hadhri, yang datang dari Tunisia dan memiliki gelar sarjana sastra Perancis, juga harus melewatinya. Perempuan berusia 35 tahun itu mengaku hari-hari pertamanya cukup menyulitkan: "Saya tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana." Segalanya tergolong baru baginya, baik pekerjaan, penghuni panti jompo maupun timnya. Namun setiap hari semuanya bertambah baik, dan pada akhirnya Hadhri mendapat tawaran pelatihan resmi.
Hadhri merupakan satu dari 19 perempuan yang selama ini berhasil mendapatkan pelatihan berkat proyek Yelaghi. Termotivasi oleh kesuksesan ini, Yelaghi berharap dapat menarik lebih banyak kandidat - namun ada satu kendala tetap: ia menemukan bahwa tidak banyak pelatihan untuk perawatan lansia di Jerman, meski populasi negaranya terus menua. Saat ini 2,4 juta warga membutuhkan perawatan lansia, dan angka ini diperkirakan naik menjadi 3,4 juta pada tahun 2030 - dan lebih dari 100.000 pekerja terampil diperlukan. Menurut Badan Statistik Jerman, sekitar 950.000 orang saat ini bekerja untuk perawatan geriatrik di Jerman.
Offenbach bukan satu-satunya tempat yang mencari imigran untuk mengisi kekosongan. Proyek serupa bermunculan di Jerman, terutama mempromosikan pelatihan bagi siswa sekolah tinggi.
Serena Cerra mengkoordinasi sebuah proyek di Mettmann dekat Düsseldorf. Menurutnya, warga dengan latar belakang imigran banyak dicari untuk bidang perawatan karena mampu mengisi kekosongan akibat permintaan atas perawatan yang terus melambung.
Rintangan yang harus dilewati
Asma Hadhri akan menyelesaikan pelatihannya tahun 2014. Ia masih harus belajar banyak nantinya, dan sebagian melalui pelajaran pada sekolah tinggi kejuruan. Semuanya dalam bahasa Jerman, yang tentu menjadi tantangan baginya, namun tim Yelaghi telah menemukan solusi.
"Kebanyakan perempuan yang ikut pelatihan sudah tinggal di Jerman untuk waktu singkat dan punya keterampilan berbahasa Jerman tingkat menengah, yang sayangnya belum cukup," ungkap Yelaghi. "Karena alasan ini kami menawarkan kelas bahasa Jerman bagi mereka yang perlu."
Berkat kursus bahasa, Hadhri menjadi semakin percaya diri untuk berbahasa Jerman. Pada ujian terakhirnya, ia mendapatkan nilai 1, nilai terbaik dalam sistem sekolah Jerman.