Jerman Tetapkan Lockdown Lebih Ketat Selama Libur Paskah
23 Maret 2021Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan pada hari ini, Selasa (23/03), bahwa Jerman memperpanjang kebijkan lockdown yang tengah diberlakukan saat ini hingga 18 April.
Jerman akan menerapkan lockdown yang lebih ketat dari 1 April hingga 5 April, bertepatan dengan libur Paskah ketika toko-toko, termasuk toko bahan makanan, sebagian besar harus tutup.
Pembicaraan antara para pemimpin 16 negara bagian Jerman dan Merkel berlangsung hingga Selasa (23/03) dini hari waktu setempat.
Merkel memperingatkan bahwa Jerman perlu "menghentikan pertumbuhan eksponensial gelombang ketiga" karena jumlah kasus telah mencapai tingkat yang menurut pihak berwenang akan membebani unit perawatan intensif.
Pengumuman ini bertolak belakang akan rencana di awal bulan ini ketika para pemimpin negara bagian sepakat untuk melonggarkan lockdown secara hati-hati.
Apa saja langkah-langkah baru yang ditetapkan?
- Selama libur Paskah, gereja-gereja akan diminta untuk mengadakan perayaan Paskah secara daring.
- Maksimal lima orang dewasa dari dua rumah tangga yang dapat bertemu selama periode ini.
- Pusat tes COVID-19 dan vaksinasi tetap buka.
- Pertemuan publik akan dilarang.
- Hampir semua toko akan tutup selama lima hari. Hanya pedagang grosir yang boleh buka pada hari Sabtu, 3 April.
- Siapa pun dari Jerman yang berlibur ke luar negeri harus mengikuti tes COVID-19 sebelum menaiki penerbangan kembali ke Jerman.
- Lockdown nasional akan diperpanjang hingga 18 April. Tenggat lockdown periode sebelumnya adalah 28 Maret.
Selama diberlakukan "rem darurat", maka pembukaan kembali toko-toko akan ditangguhkan dan akan diterapkan ke area yang mencatat lebih dari 100 kasus COVID-19 baru per 100.000 penduduk selama periode tujuh hari.
Jika suatu area memiliki tingkat infeksi lebih dari 100 kasus selama tiga hari berturut-turut, tindakan lockdown yang lebih ketat akan diterapkan sekali lagi. Museum, galeri, dan fasilitas olahraga kembali harus ditutup.
'Tidak mungkin mencabut lockdown'
"Kita berada dalam situasi yang sangat, sangat serius" akibat penyebaran varian baru virus corona, ujar Merkel pada konferensi pers. Dia menambahkan bahwa Jerman berpacu dengan waktu untuk memvaksinasi penduduknya.
Dia mengatakan karena Jerman belum memberantas virus tersebut maka tidak memungkinkan untuk mencabut kebijakan lockdown.
"Mengingat tren infeksi yang meningkat secara eksponensial, rem darurat yang disepakati dalam resolusi terakhir harus diterapkan secara konsisten untuk semua langkah pembukaan yang didasarkan pada tingkat infeksi."
"Kehati-hatian dan fleksibilitas" jadi acuan Jerman saat ini, tambah Merkel.
Menahan penyebaran virus
"Kami melakukan penguncian Paskah secara de facto," kata Perdana Menteri Negara Bagian Bayern Markus Söder pada konferensi pers di Berlin. Dia menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk menahan penyebaran virus.
"Kita mungkin sekarang hidup dalam fase pandemi yang paling berbahaya," tambah Söder, seraya mengatakan bahwa banyak orang meremehkan situasi tersebut.
Penguncian penuh 'tidak akan berhasil'
Sementara itu, Profesor Andrew Ullmann, juru bicara komite kesehatan parlemen Jerman mengatakan kepada DW bahwa dia yakin bahwa lockdown ketat, seperti yang diberlakukan pada awal 2020 selama gelombang pertama, "tidak akan berfungsi" karena kejenuhan akan lockdown di masyarakat.
"Yang benar-benar saya khawatirkan adalah bahwa kita menjalankan dari satu lockdown ke lockdown berikutnya tanpa perspektif apapun untuk populasi kita," tambah Ullman, yang juga seorang dokter dan anggota parlemen untuk Partai Demokrat Bebas yang pro pasar bebas.
Tingkat infeksi meningkat dengan cepat
Menurut Institut Robert Koch untuk penyakit menular (RKI) Jerman, tingkat infeksi selama tujuh hari tercatat di angka 107 kasus pada hari Senin (22/03), yakni melebihi ambang batas 100. Ini berakibat membuat rumah sakit kewalahan.
Otoritas kesehatan memperingatkan pekan lalu bahwa jumlah kasus virus corona meningkat pada "level yang sangat eksponensial."
Hingga berita ini diturunkan, Jerman total telah mencatat sedikitnya 2.678.262 kasus virus corona. Dari angka tersebut, lebih dari 75 ribu orang meninggal dunia.
rap/pkp (AFP, dpa, Reuters)