Jika Cina Serang Taiwan, Dampaknya Melebihi Perang Ukraina
15 Juni 2022Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu telah memicu kenaikan harga komoditas dan larangan ekspor pangan, yang menyebabkan kekhawatiran bencana kelaparan di negara-negara miskin. Kepala Negosiator Perdagangan Taiwan John Deng mengatakan pada Selasa (14/06) bahwa serangan Cina ke Taiwan akan berpotensi terhadap gangguan perdagangan yang lebih buruk, mengingat ketergantungan dunia pada Taiwan untuk chip semikonduktor yang digunakan pada kendaraan listrik dan ponsel.
"Gangguan terhadap rantai pasokan internasional, gangguan pada tatanan ekonomi internasional, dan kesempatan untuk tumbuh akan jauh, jauh lebih signifikan, daripada yang ini (perang Ukraina)," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara di sela-sela pertemuan tingkat menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Jenewa, Swiss.
"Akan ada kekurangan pasokan di seluruh dunia," tambahnya.
Pemerintah Taiwan belum melaporkan tanda-tanda bakal adanya serangan dari Cina, tetapi mereka telah meningkatkan tingkat kewaspadaannya sejak perang Ukraina dimulai, waspada terhadap niat Beijing.
Pemerintah Cina mengatakan ingin "reunifikasi damai", tetapi mencadangkan opsi lain untuk Taiwan, yang dianggapnya sebagai provinsi Cina, yang secara demokratis memiliki pemerintahan sendiri.
WTO berharap bisa mewujudkan keamanan pangan global
Taiwan mendominasi pasar global untuk produksi chip paling canggih dan ekspornya bernilai US $118 miliar (Rp1.742 triliun) pada tahun 2021. Deng mengatakan dia berharap dapat mengurangi 40 persen bagian dari ekspornya ke Cina.
Invasi Rusia adalah menjadi tragedi pertama kalinya dalam sejarah pengawas perdagangan global WTO, di mana satu anggotanya telah menginvasi anggota yang lain. Badan itu berharap untuk mencapai paket kesepakatan, termasuk keamanan pangan untuk meringankan pasokan.
Taiwan yang turut andil dalam sanksi Barat terhadap Rusia, memberikan sambutan baik terhadap delegasi WTO Ukraina pada hari Minggu (12/06). WTO adalah salah satu dari sedikit organisasi multilateral di mana Cina dan Taiwan bekerja berdampingan sejak Beijing memblokir partisipasinya pada negara lain.
ha/pkp (Reuters)