Jumlah Gerilyawan ISIS Berkurang
5 Februari 2016Iklan
Mengutip laporan itu, pejabat Amerika Serikat menyebutkan, penurunan jumlah milisi ISIS hingga dua puluh persen terjadi, akibat banyaknya korban jiwa dan anggota ISIS yang melarikan diri.
Laporan itu menunjukkan kampanye yang dipimpin Amerika Serikat dalam menghancurkan ISIS mengalami kemajuan. Lebih lanjut laporan tersebut memperkirakan ISIS masih menjadi ancaman yang substansial, namun berpotensi mengalami penurunan kekuatan. Demikian disebutkan juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Ditambahkan Earnest, pertempuran darat yang dilakukan koalisi Amerika dengan negara-negara mitra dalam menggempur ISIS atau ISIL telah menunjukan hasil. Amerika Serikat didukung pasukan keamanan Irak, milisi suku-suku setempat dan kelompok oposisi moderat di Suriah telah berkontribusi dalam perlawanan tersebut. Demikian juga gempuran lewat udara yang dipimpin AS telah meluncurkan lebih dari 10.000 serangan mengempur ekstrimis Islam.
Upaya internasional kini mulai membendung aliran pihak asing yang ingin bergabung dengan gerakan ISIS atau ISIL: "ISIL mengalami kesulitan lebih dari sebelumnya, dalam berupaya untuk mengisi barisan mereka, dan kami telah lama menyadari perlunya kerjasama masyarakat internasional untuk menghentikan aliran orang-orang asing masuk ke wilayah tersebut untuk bergabung dengan ISIL," kata Earnest.
Laporan intelijen AS terbaru menyebutkan, anggota milisi ISIL diprediksi sekitar antara 19.000-25.000 orang di Irak dan Suriah. Tahun 2014 jumlah mereka masih diperkirakan antara 20.000-31.000 orang. "Penurunan ini mencerminkan dampak gabungan atas apa yang terjadi medan perang: kematian, desersi, tindakan disiplin internal, berkurangnya jumlah yang direkrut hingga kesulitan yang dihadapi para pejuang asing untuk bepergian ke Suriah," kata Emily Horne, yang merupakan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Beberapa jihadis Afrika Utara yang tadinya ingin melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, kemungkinan berbelok ke Libya, di mana kelompok ekstrimis Islam tengah berusaha untuk memperluas cengkeraman mereka di wilayah pantai Laut Tengah.
Laporan intelijen AS itu tidak memperhitungkan afiliasi ISIS atau ISIL di Asia Selatan, bagian-bagian lain di Timur Tengah dan Afrika Utara, di mana cabang kelompok Islamis garis tengah Libya sedang berkembang.
Di tataran pejabat AS terjadi pertentangan kekuatan afiliasi Islamis garis keras di Libya. Pejabat pertahanan menyatakan jumlahnya sekitar 3.000 orang, sedangkan pejabat AS lainnya menyakini jumlah anggota pasukan milisi Islamis di kawasan itu berada di angka antara 5.000-6.000 orang.
Iklan