Populisme Kanan Dinilai "Racun" oleh Kanselir Angela Merkel
25 Januari 2018Dalam pidatonya di hadapan delegasi yang menghadiri World Economic Forum di Davos, kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, bahwa tambah kuatnya populisme kanan di Eropa ibarat "racun" di masyarakat, dan kebijakan yang bersifat nasionalis akan memperlemah ikatan internasional.
Ia menyatakan harapan bahwa dukungan bagi partai-partai populis tidak akan bertambah dan pemerintah Jerman berusaha sebaik mungkin untuk menempatkan kaum populis kanan di bawah kendalinya.
Baca juga: Ada Apa Dibalik Fenomena Melonjaknya AfD di Jerman?
Partai kanan Alternative für Deutschland (AfD) yang anti imigran untuk pertama kalinya mendapat kursi di Parlemen Bundestag setelah pemilu parlemen September 2017. Di negara-negara lain Eropa, seperti Perancis dan Belanda, partai ekstrem kanan juga mendapat sokongan lebih besar tahun lalu.
Baca jug: Politisi Partai Sayap Kanan Anti Islam Masuk Islam
Berkaitan dengan meningkatnya sokongan bagi partai kanan di Jerman, Merkel mengatakan, orang Jerman ada yang mulai tertarik dengan partai kanan setelah terjadinya krisis keuangan di Yunani, karena Jerman ikut membiayai kebangkrutan negara itu. Juga kemudian di tahun 2015, setelah lebih dari satu juta pengungsi lari ke Eropa akibat perang di Timur Tengah dan Afrika.
Proteksionisme bukan jawabannya
Tetapi Merkel juga memperingatkan bahwa "proteksionisme bukan jawaban" bagi masalah-masalah di dunia. Pernyataan Merkel itu dinilai teguran bagi Presiden AS Donald Trump yang akan tiba di Davos hari ini, dan akan menutup konferensi dengan pidato Jumat besok.
Merkel mengatakan, menutup diri tidak akan membawa siapapun ke masa depan yang lebih baik. Negara-negara yang mengeluh karena kebijakan perdagangan tidak adil harus mencari solusi multilateral, demikian ditambahkan kanselir Jerman.
Namun demikian, negara-negara Eropa tidak perlu mengeluh jika negara seperti AS mengubah sistem pajaknya. Sebaliknya, Eropa harus menjawab dengan reformasi. Merkel merujuk pada upaya yang dilakukannya bersama Presiden Perancis, Emmanuel Macron untuk merumuskan sistem pajak Eropa.
Merkel dorong kebijakan luar negeri UE yang lebih kuat
Merkel menyerukan kepada para pemimpin Uni Eropa untuk membentuk kebijakan luar negeri bersama yang lebih kuat. Menurut Merkel, Uni Eropa selama ini terlalu ragu akibat ancaman organisasi Islamic State, juga perang Suriah dan konflik di Afrika.
"Kita harus lebih bertanggungjawab, kita harus menentukan sendiri nasib kita," demikian dikatakan Merkel. Uni Eropa harus berbicara dengan satu suara di tingkat global, "jika kita, orang Eropa, ingin ditanggapi dengan serius."
Berkaitan dengan Brexit, Merkel menyatakan penyesalan, banwa Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa, tetapi ia menyatakan bersedia memiliki hubungan baik dengan London. "Kami bersedia jadi partner," kata Merkel, tapi ia menekankan bahwa akses ke pasar Eropa tetap berkaitan dengan kebebasan bergerak. Dan dalam hal itu tidak ada kompromi.
ml/vlz (AP, Reuters)