Kapal Selam Tur Titanic Hilang Kontak, Pencarian Dilakukan
20 Juni 2023Kapal selam canggih yang membawa lima orang menuju ke reruntuhan Titanic, dilaporkan hilang pada Minggu (18/6). Sebuah operasi penyelamatan dilakukan di dalam perairan Samudera Atlantik. Mereka hendak melakukan dokumentasi terhadap kapal ikonis yang telah tenggelam lebih dari seabad lalu.
Menurut laporan dari Pusat Koordinasi Penyelamatan Bersama Kanada di Halifax, Nova Scotia, kapal itu dilaporkan hilang di sekitar 700 kilometer sebelah selatan St. John's Newfoundland. Letnan Kolonel Len Hickey menyebut sebuah kapal Penjaga Pantai Kanada dan pesawat militer telah diperbantukan dalam misi pencarian yang dipimpin oleh Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) di Boston.
Komandan Pasukan Penjaga Pantai AS, Laksamana Muda John Mauger menyebut bantuan tambahan bakal tiba dalam beberapa hari ke depan.
"Kawasan itu masuk dalam wilayah terpencil, sulit untuk melakukan pencarian di wilayah terpencil," kata dia. "Namun, kami telah mengerahkan semua perlengkapan yang tersedia supaya kita dapat memastikan lokasi kapal itu dan menyelamatkan para penumpang."
Menurut laporan Penjaga Pantai, kapal tersebut menyelam pada Minggu (18/06) pagi, kapal pendukungnya yang merupakan kapal riset Kanada bernama Polar Prince, kehilangan kontak setelah 1 jam 45 menit.
Kapal Polar Prince saat itu tetap melanjutkan pencarian dari permukaan laut ketika malam hari dan pesawat P8 Poseidon Kanada disebut bakal melanjutkan pencarian saat pagi hari, demikian kata Penjaga Pantai lewat akun Twitternya.
Kapal selam dioperasikan oleh OceanGate Expeditions
Seorang penasihat OceanGate David Concannon menyebut kapal itu memiliki pasokan oksigen untuk 96 jam terhitung sejak Minggu (18/06) pukul 06.00 pagi. Dalam pernyataan lewat surat elektronik kepada Kantor Berita AP, Concannon mengaku seharusnya dia ikut dalam penyelaman itu. Hanya saja, karena ada urusan dengan klien, dia tidak dapat untuk turut serta. Dia menambahkan bahwa petugas tengah berupaya untuk mengendalikan kapal itu dari jarak jauh dengan kedalaman yang dapat ditempuh sejauh 6.000 meter ke lokasi dalam waktu secepatnya.
Ekspedisi OceanGate ke bangkai Titanic ini melibatkan para arkeolog dan ahli biologi kelautan. Selain itu, OceanGate juga mengajak pihak yang mampu membayar, yang dikenal dengan "spesialis misi." Mereka bergantian mengoperasikan peralatan sonar dan melakukan tugas lainnya di dalam kapal selam berkapasitas lima orang tersebut. Pada Senin (19/06) Penjaga Pantai menyebut ada seorang pilot dan empat orang "spesialis misi" di dalam kapal.
Fokus OceanGate: para penumpang dan keluarga
"Kami mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam atas bantuan tanpa henti yang kami terima dari berbagai pihak pemerintahan hingga perusahaan laut dalam upaya untuk berkontak dengan kapal selam tersebut," kata OceanGate dalam sebuah pernyataan.
Pebisnis asal Inggris, Hamish Harding, merupakan salah satu pihak "spesialis misi" yang ada dalam kapal tersebut. Hal ini berdasarkan laporan dari Action Aviation, perusahaan yang dipimpin oleh Harding. Direktur Manajer perusahaan itu, Mark Butler, kepada Kantor Berita AP mengaku bahwa kapal selam itu berangkat sejak Jumat (16/06).
"Masih banyak waktu untuk memfasilitasi sebuah misi pencarian, ada peralatan di dalam kapal untuk bertahan akibat kejadian ini," kata Butler. "Kita semua berharap dan berdoa dia dapat pulang dengan selamat."
Harding merupakan salah seorang miliarder petualang yang memegang tiga Rekor Dunia Guinness, termasuk durasi terpanjang penyelaman menggunakan sebuah kapal berawak. Pada Maret 2021, dia dan penjelajah samudera Victor Vescoco menyelam menuju titik terendah dari palung Mariana. Kemudian di bulan Juni 2922, dia pergi ke luar angka menunggangi roket New Shepard milik Blue Origin.
Harding memang menantikan untuk melakukan penelitian di situs Titanic, kata Richard Garriott de Cayeux, presiden dari The Explorers Club, sebuah kelompok di mana Harding menjadi anggotanya.
"Kita semua bergabung dengan harapan yang kuat supaya kapal selam ini dapat ditemukan secepatnya," ujar dia dalam sebuah pernyataan.
Ekspedisi ini jadi pelayaran tahunan ketiga OceanGate guna mencatat kerusakan bangkai kapal Titanic, yang tenggelam akibat menabrak gunung es pada tahun 1912 hingga menewaskan semua orang dan menyisakan 700 orang dari 2.200 penumpang dan kru. Sejak ditemukannya reruntuhan kapal ini pada tahun 1985, bakteri mulai perlahan memakan bagian logamnya. Beberapa pihak memperkirakan kapal ini bakal lenyap dalam beberapa dekade ke depan akibat lubang mengaga di lambung kapal dan beberapa bagiannya hancur.
Tahun 2021, turis membayar sekitar 100-150 ribu USD untuk sekali perjalanan
Tak seperti kapal selam biasanya yang dapat menyelam dan kembali menggunakan sumber tenaga sendiri, kapal selam milik OceanGate membutuhkan sebuah kapal meluncurkannya dan menariknya kembali. Pihak perusahaan menyewa kapal Polar Prince untuk mengangkut puluhan orang dan kapal selam ke lokasi bangkai kapal Titanic di Atlantik Utara. Dalam sekali ekspedisi, kapal selam ini dapat melakukan beberapa kali penyelaman.
Ekspedisi ini terjadwal untuk berangkat dari St. John's, Newfoundland, pada awal Mei dan selesai pada akhir Juni. Data ini berasal dari sejumlah dokumen yang telah dilampirkan OceanGate sejak bulan April kepada pengadilan Distrik Virginia, AS, lembaga yang mengawasi soal Titanic.
Wartawan CBS David Pogue yang sempat mengikuti perjalanan ini tahun 2022 mengaku kapal selam tersebut sempat berbalik arah untuk mencari Titanic.
"Tidak ada GPS di bawah air, jadi kapal yang ada di permukaan harusnya mengarahkan kapal selam menuju bangkai kapal menggunakan pesan singkat," kata Pogue dalam sebuah segmen yang ditayangkan CBS pada Minggu (18/06) pagi. "Namun, dalam penyelaman kali ini, komunikasinya entah kenapa terputus. Kapal selam tidak pernah menemukan bangkai kapal."
Saat ekspedisi tahun 2022, OceanGate melaporkan bahwa kapalnya itu memiliki sebuah masalah terhadap daya saat penyelaman pertanya, dan harus dipasang secara manual ke alat pengangkatnya, menurut dokumen pengajuan kepada pengadilan pada November 2022.
"Saat kondisi air laut pasang, kapal selam mengalami kerusakan ringan pada komponen eksternalnya dan OceanGate memutuskan untuk membatalkan misi kedua agar dapat memperbaiki dan meningkatkan operasional," tambah dokumen pengajuan tersebut.
Hanya saja, setelahnya banyak misi yang dilanjutkan. OceanGate melaporkan setidaknya 28 orang telah mengunjungi bangkai Titanic di tahun 2022.
Ahli: tim penyelamat hadapi tantangan berat dalam penyelamatan
Seorang profesor teknik kelautan di University College London, Alistair Greig, menyebut bahwa kapal selam biasanya memiliki sebuah teknologi pengurangan bobot, yaitu "massa yang bisa dilepaskan dalam keadaan darurat untuk mengangkatnya ke permukaan dengan menggunakan daya apung."
"Kalau terjadi kegagalan daya dan/atau kegagalan komunikasi, hal ini mungkin saja terjadi, dan kapal selam bakal terombang-ambing di permukaan laut menunggu untuk ditemukan," papar Greig.
Skenario lain adalah kebocoran di lambung kapal. Jika ini terjadi, prediksinya tidak bagus, kata Greig.
"Jika kapal selam itu turun ke dasar laut dan tidak bisa naik ke permukaan menggunakan tenaganya sendiri, maka pilihannya sangat terbatas," jelasnya. "Meskipun kapal selam itu kemungkinan masih utuh, jika berada di luar landas kontinen, hanya sedikit kapal yang bisa sampai pada kedalaman tersebut, dan tentunya bukan penyelam."
Kalau mereka bisa sampai pada kedalaman tersebut, Greig ragu mereka bisa memasang palka kapal selam milik OceanGate tersebut.
mh/pkp (AP)