Kasus Corona Meningkat, Jepang Lanjutkan Kampanye Pariwisata
11 Desember 2020Pemerintah Jepang pada hari Jumat (11/12) memerintahkan kepada seluruh warga untuk tidak merayakan pergantian tahun secara meriah, menyusul kasus infeksi virus corona yang tembus rekor harian.
Infeksi virus corona di Jepang mencapai 2.848 kasus pada Kamis (10/12), jumlah kasus paling banyak dalam satu hari sejak pandemi merebak.
Tetapi di sisi lain, pemerintah mengatakan akan terus memberikan subsidi untuk mempromosikan pariwisata. Namun berdasarkan laporan media setempat, Perdana Menteri Yoshihide Suga tengah mempertimbangkan jeda kampanye "Go To Travel" selama sekitar dua bulan pada akhir tahun.
Pemerintah Suga sejauh ini masih menggelontorkan subsidi yang diperlukan untuk menjaga bisnis hotel dan maskapai penerbangan demi meningkatkan perekonomian yang sempat rugi akibat pandemi COVID-19.
Pwriwisata Jepang antara ekonomi dan kesehatan
Kementerian Keuangan Jepang mengumumkan bahwa Kabinet Jepang telah memutuskan untuk menghabiskan $ 3,71 miliar atau Rp 52,4 triliun cadangan anggaran darurat, untuk mendukung kampanye perjalanan domestik negara itu.
Sebagian besar pengeluaran akan digunakan untuk menutupi kekurangan anggaran untuk kampanye "Go To Travel."
Pemerintah akan secara fleksibel mempertimbangkan situasi pandemi dengan asumsi dasar bahwa kampanye pariwisata akan terus diperpanjang hingga akhir Juni 2021, sambil ditinjau secara bertahap.
Namun pemerintah juga dapat menghentikan subsidi perjalanan yang dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi regional, di tengah kekhawatiran bahwa kampanye pariwisata tersebut dapat menambah kasus infeksi virus corona.
Sebuah laporan pada pekan ini dari para peneliti di Universitas Tokyo dan University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan kasus gejala COVID-19 yang lebih tinggi di antara orang-orang yang berpartisipasi dalam kampanye pariwisata, dibandingkan dengan masyarakat umum.
ha/hp (Reuters)