Sosial

Kata Netizen Tentang Penolakan Hari Valentine

#RemajaMuslimTolakValentine ramai dicuit netizen pada Hari Kasih Sayang. Di Surabaya, remaja juga berdemonstrasi menolak Valentine yang dianggap mempromosikan pergaulan bebas. Bagaimana pendapat netizen DW?

https://p.dw.com/p/3DOdq

Symbolbild Valentinstag in der Arabischen Welt SCHLECHTE QUALITÄT — Foto: DW-Montage/picture-alliance/dpa

Sekelompok remaja berunjuk rasa di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (14/02). Mereka bukan berdemonstrasi terkait isu perubahan iklim seperti yang baru-baru ini ramai di Belgia, namun menolak perayaan Valentine. Para siswa beralasan Hari Valentine adalah perayaan yang tidak islami serta mendorong pergaulan bebas, dan konsumsi alkohol.

Lewat hastag #RemajaMuslimTolakValentine, jagad medsos pun ramai suarakan anti-hari Valentine. Tak sedikit yang mengkritik pemberian coklat, yang kerap jadi salah satu kado Valentine.

Meski demikian tak sedikit netizen yang menyanggah penolakan ini. Akun @yos_adya berpendapat bahwa hari kasih sayang tak melulu romantisme, tapi juga bisa ditujukan ke orang tua.

Penulis Uly Siregar melalui akun @sheknowshoney mencuit kebanggannya akan putrinya yang berusia 12 tahun, yang membeli coklat saat penggalangan dana di hari Valentine di sekolahnya. Ia menuliskan bahwa kita tidak butuh siapapun untuk memberi kado Valentine. Mencintai diri itu penting, cuitnya.

Di seluruh dunia, tanggal 14 Februari dirayakan sebagai peringatan kasih sayang. Tradisi ini pada awalnya memang dirayakan di Eropa, sehingga banyak yang beranggapan perayaan Valentine tidak budaya Indonesia. Pada laman Facebook DW Indonesia, netizen juga mengemukakan opini atas demonstrasi para remaja yang menolak perayaan Valentine.

Lantas bagaimana pendapat Anda?

ts/hp

Kawasan

Topik

Kategori

Kata Netizen Tentang Penolakan Hari Valentine

Topik terkait