"Kawan-kawan Suriah" Desak Dibukanya Akses Bantuan
24 Februari 2012Jumat (24/02) ini, negara-negara barat dan Arab yang mengadakan pertemuan di Tunis, menuntut agar rezim Suriah segera mengizinkan dibukanya akses bantuan di wilayah-wilayah yang berada di bawah pendudukan pasukan Suriah.
Sanksi dan Desakan
Naskah awal berupa desakan dalam pertemuan internasional “Kawan-kawan Suriah“ itu juga menyerukan agar pemerintahan di Damaskus secepatnya mengadakan gencatan senjata guna menghentikan segala bentuk kekerasan.
Mereka juga sepakat mendesakan sanksi yang ditujukan untuk menekan pihak berwenang di Suriah. Bentuk sanksi itu diantaranya larangan bepergian, pembekuan aset, menghentikan pembelian minyak dari Suriah dan investasi di Suriah, dan bantuan keuangan yang terkait dengan rezim Suriah. Di samping itu mereka akan memutus hubungan diplomatik dan mencegah pengiriman senjata untuk pasukan pemerintah Suriah.
Daftar Nama
Sejauh ini, sudah ada daftar nama petinggi politik dan militer yang dituding melakukan pelanggaran HAM di Suriah. Ketika ditanyakan media, apakah Presiden Suriah Bashar al Assad harus mempertanggungjawabkan pelanggaran kemanusian dan HAM di Suriah, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Navy Pillay mengungkapkan, “Berdasarkan informasi yang kami himpun, dapat dikonfirmasi bahwa yang bertanggung jawab atas kekerasan ini ada di pucuk pimpinan.“
Kofi Annan, Utusan Khusus Suriah
Sementara itu, mantan sekretaris jendral PBB, Kofi Annan yang ditunjuk sebagai utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah, menyerukan agar semua pihak bekerjasama untuk mengakhiri kekerasan dan menemukan solusi damai guna menyudahi krisis di negara itu.
Meski menolak hadir dalam pertemuan internasional „Kawan-kawan Suriah“ di Tunisia, Cina berharap penunjukan Kofi Annan dapat menciptakan situasi kondusif bagi resolusi politik Suriah. Di lain pihak menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dan menteri-menteri luar negeri Inggris, Perancis dan negara-negara Arab diperkirakan akan memperluas dukungan mereka terhadap Annan, dalam pertemuan „Kawan-kawan Suriah“ yang tidak dihadiri oleh Rusia dan Cina itu.
Masalah Oposisi
Masalahnya kini adalah kaum oposisi eksil di luar negeri dan gerakan protes di dalam negeri tak memiliki landasan bersama, dan tidak percaya satu sama lain. Rasa ketidakpercayaan juga dirasakan oleh sebagian warga sipil. Misalnya keraguan terhadap Dewan Nasional Suriah di pengasingan. Seorang pengungsi, Abu Ahmad mengatakan, “Dari mereka tak terdengar apapun. Protes damai pun hanya omong kosong. Kami berharap pada tentara pemberontak pembebasan Suriah.“
Lebih dari 7.500 orang tewas dalam 11 bulan terakhir, sejak digelarnya aksi protes menentang kepemimpin Presiden Suriah Bashar al Assad. Tekanan internasionalpun semakin menguat untuk membangun inisiatif bersama guna mengakhiri aksi kekerasan di negeri itu.
rtr/dpa/afp/Leidholdt/Purwaningsih
Editor : Pasuhuk