Pasukan AS di Kedubes Baghdad Tembakkan Gas Air Mata
1 Januari 2020Pasukan AS yang menjaga gedung kedutaan besarnya di Baghdad menembakkan gas air mata untuk menghalau demonstran pro-Iran yang ada di luar gedung. Makin banyak pasukan marinir AS yang kini dikerahkan untuk mengamankan kompleks kedutaan besar.
Ketegangan meningkat secara dramatis setelah sehari sebelumnya ribuan pengunjuk rasa berusaha menyerbu gedung kedutaan besar AS di Baghdad, sekalipun berada di Zona Hijau yang biasanya dijaga ketat.
Para demonstran sempat menjebol gerbang masuk ke kompleks kedutaan dan membakar ruang lobby. Namun mereka gagal masuk ke gedung kedutaan karena terhalang kaca anti peluru.
Banyak pengunjuk rasa yang kemudian berkemah pada malam harinya di luar gedung untuk melanjutkan aksi protesnya di pagi hari. Mereka mengecam serangan udara AS di Irak dan Suriah hari Minggu (29/12) ke markas milisi Kataib Hezbollah yang menewaskan 25 orang.
AS menduduh kelompok militan Kataib Hezbollah sering melakukan serangan terhadap pos-pos militer AS dan menargetkan serdadu AS di Suriah dan Irak. Kataib Hezbollah juga disebut melakukan serangan roket ke pangkalan militer Irak di Kirkuk Jumat lalu (27/12). Seorang kontraktor pertahanan AS dan empat serdadu cedera dalam serangan itu, kata Pentagon.
Makin banyak anggota marinir AS dikerahkan untuk menjaga keamanan di gedung kedutaan. Mereka menembakkan gas air mata untuk menghalau para demonstran. Para demonstran menjawab dengan lemparan batu.
Presiden AS Donald Trump menuduh Iran memerintahkan gerombolan militan menyerbu kompleks kedutaan AS. Trump mengatakan akan mengirim satu batalion infantri dengan sekitar 750 tentara ke kawasan itu. Semalam, tim tanggap cepat Marinir sudah didatangkan untuk memperkuat pengamanan kedutaan.
Trump juga mengancam Iran dengan langkah balasan, jika esklasi meningkat. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa aksi mengepung kompleks kedutaan di Baghdad "diatur oleh para teroris."
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei hari Rabu (1/12) mengutuk serangan udara AS yang menargetkan kelompok militan Kataib Hezbollah.
"Pemerintah & negara Iran & saya sangat mengutuk kebencian AS," kata Khamenei di akun Twitter resminya. Dia juga mengatakan, ancaman Donald Trump tidak ada artinya.
"Pertama, anda tidak bisa melakukan apa-apa. Kedua, kalau anda logis — pada kenyataannya tidak — anda akan melihat kejahatan anda di Irak, Afghanistan... yang membuat mereka membenci anda," tulis Khamenei.
hp/yp (afp, rtr, ap)