Kegusaran di Lapangan Tahrir
25 November 2011Sebuah helikopter militer terbang di atas Kairo, ibukota Mesir Jumat sore (25/11). Dua orang demonstran di lapangan Tahrir, Kairo sedang diamati helikopter itu. Lebih dari 100.000 demonstran berkumpul dalam aksi unjuk rasa yang terbesar sejak kembali munculnya gelombang protes di lapangan tersebut. Pengunjuk rasa menuduh para jenderal mengangkat seorang tokoh politik dari era yang sudah ditumbangkan sebagai pemimpin pemerintahan transisi di Mesir. Seorang demonstran mengatakan: "Secara pribadi saya tidak menentang perdana menteri baru. Tetapi saya pikir, dia tidak mendapat legitimasi aktivis revolusi. Menurut saya, ia tidak mampu menyatukan negeri ini dan menyelesaikan masalah ekonomi maupun politik."
Al-Ganzouri pernah menjadi perdana menteri di bawah pemerintahan Presiden Hosni Mubarak dari tahun 1996 sampai 1999. Hari Jumat (25/11) Dewan Militer memberikan ruang gerak yang besar untuk bertindak bagi politisi usia 78 tahun itu. Al Gansuri mengatakan, Ketua Dewan Militer, Panglima Angkatan Darat Hussein Tantawi tidak akan seterusnya memegang tampuk kepemimpinan di Mesir. Hal ini merupakan syarat yang diajukannya sebelum menerima penugasan, ujar al-Ganzouri.
Janji mengabdi pada negara
Dalam konferensi pers yang ditayangkan di televisi, al-Ganzouri berjanji mengabdi kepada negerinya. Selanjutnya ia menambahkan, kabinet baru tidak akan dibentuk sebelum pemilu parlemen Senin depan (28/11).
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat memperingatkan agar pemilu segera dilaksanakan, dan mendesak Dewan Militer Mesir untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan publik dan mencegah tekanan dari pihak keamanan.
Hari Kamis (24/11) lalu seorang jurnalis Amerika turunan Mesir ditahan polisi selama 12 jam, setelah melakukan liputan di lapangan Tahrir. Ia melaporkan terjadinya penyiksaan dan pelecehan seksual oleh polisi. Jurnalis tersebut dilaporkan cedera pada kedua lengannya.
Sebuah pernyataan dari Gedung Putih menyebutkan bahwa yang penting saat ini adalah penyerahan kekuasaan seutuhnya kepada pemerintahan sipil secepat mungkin dan sesuai dengan hukum.
Demonstran tuding al-Ganzouri sebagai bagian dari rezim Mubarak
Sedangkan di lapangan Tahrir, penunjukan al Ganzouri dengan tegas ditolak. Para demonstran berteriak bahwa itu adalah keputusan yang salah. Seorang demonstran, Mohammed al Fajumi mengatakan bahwa al Gansuri tidak hanya bekas perdana menteri di bawah Mubarak, tetapi juga selama 18 tahun merupakan bagian dari rezim yang digulingkan itu.
Sebelum al-Ganzouri, Essam Sharaf ditunjuk sebagai perdana menteri menyusul lengsernya Mubarak. Namun Sharaf dianggap lemah dan terlalu taat kepada Dewan Militer. Ia kemudian mengundurkan diri awal pekan ini. "Al Gansuri adalah Sharaf yang baru dan termasuk rezim lama", demikian kritik seorang demonstran. Penerima hadiah Nobel perdamaian Mohammed el-Barradei juga bergabung dengan demonstran untuk bersama melakukan sholat Jumat.
dapd/afpe/Christa Saloh
Editor: Ayu Purwaningsih