Kehidupan Baru Pengungsi Afganistan di Kentucky, AS
Setelah pengungsian yang melelahkan dari Kabul ke Qatar dan ke pangkalan militer AS, keluarga Afganistan ini akhirnya tiba di kota kecil Bowling Green, negara bagian Kentucky, yang bersedia menerima pengungsi.
Dari Kabul ke Kentucky
Keluarga Zadran dengan enam anak melarikan diri dari Kabul, sekarang tinggal di kota kecil Bowling Green, setelah menunggu cukup lama di pangkalan militer New Mexico. Dengan bantuan badan pemukiman kembali lokal, mereka sekarang tinggal di sebuah rumah dan anak-anaknya bisa bersekolah.
Kepala suku yang jadi pengungsi
Wazir Khan Zadran, 41 tahun, adalah seorang pemimpin suku yang berperang melawan jaringan Haqqani, yang termasuk dalam jaringan Taliban. Dia mengatakan, Amerika menyelamatkan dia dan keluarganya, termasuk anaknya Zuleikha Zadran, dengan menjemput mereka dengan helikopter Chinook pada Agustus 2021 dan membawa mereka ke bandara Kabul.
Kota kecil yang menyambut pengungsi
Keluarga Zadran disambut di Bowling Green, Kentucky, yang sudah sering menerima gelombang pengungsi sejak 40 tahun lalu. Pengungsi Kamboja datang pada 1980-an, pengungsi dari Bosnia tiba pada 1990-an. Selain itu, ada juga pengungsi dari Irak, Myanmar, Rwanda, dan Kongo. Kota berpenduduk 72.000 jiwa ini berkembang secara ekonomi dengan populasinya yang beragam.
Bantuan dari masyarakat setempat
"Kami sangat senang di Bowling Green," kata Zadran, yang mendapat rumah bantuan badan pemukiman kembali lokal, International Center of Kentucky, didirikan pada 1981. "Masyarakat setempat membantu kami dan memperkenalkan budaya baru kepada kami." Keenam anaknya senang belajar lagu dalam bahasa Inggris dan meminjam buku dari perpustakaan.
Anak-anak cepat beradaptasi
Tiga dari enam anak keluarga Zadran: Sanaullah Khan, 6, (berpakaian seperti Superman), Zahra, 4 (kiri), dan Samiullah Khan, 13 (kanan). Dari hampir 75.000 pengungsi Afganistan yang diperkirakan akan menetap di Bowling Green mengharapkan untuk menerima 350 orang pada tahun 2022.
Hidup aman tanpa perang
Keluarga Zadran sekarang hidup dengan aman dan beruntung tinggal di rumah dengan halaman di kota yang ramah. Ada banyak pekerjaan untuk penghuni baru Bowling Green. Di sini ada pusat pertanian dan manufaktur terkenal yang melayani perakitan mobil-mobil mewah.
Bebas menjalankan agamanya
Di Bowling Green, keluarga Zadran bisa menjalankan agamanya dalam suasana bebas dan bisa menjadi penduduk Amerika tanpa harus menghilangkan identitas budayanya.
Belajar budaya baru
Di rumah Zadran, anak-anak membuat kemajuan pesat dengan bahasa yang baru. Yang tertua, Zuleikha, mengajari saudara-saudaranya sebuah lagu dalam bahasa Inggris dengan lirik "Apa yang kamu syukuri?" Saat mereka memuji penampilan mereka sendiri, Zuleikha menyatakan "Cukup!" dan tersenyum lebar. (hp/ha)