Kekalifahan Islam Berniat Runtuhkan Dominasi Barat
19 Agustus 2015Sepuluh tahun lalu Al Qaida melontarkan gagasan dan target, hingga 2020 dapat mendirikan Kekalifahan Islam baru yang meruntuhkan dominasi Barat. Gagasan ini dipublikasikan oleh wartawan Yordania, Fouad Hussein, pada 2005 lalu. Untuk menyusun publikasinya Hussein ikut meringkuk di dalam penjara bersama gembong Al Qaida, Abu Musab al-Zarkawi dan menjalin kontak dengan pentolan kelompok tersebut.
Manifesto Al Qaida untuk menundukan Barat dan mendirikan Kekalifahan Islam baru itu dijabarkan dalam 7 langkah strategis. Sebagai antisipasi, wartawan Jerman Yassin Musharbash menuliskan analisa mengenai buku karya Hussein dalam mejalah berita Der Spiegel edisi 12 Agustus 2005. Ia menulis: "inilah rencana jaringan teroris paling berbahaya sedunia yang kedengarannya menakutkan, absurd dan sinting yang dirancang kelompok fanatik yang hidup dalam dunianya sendiri."
Banyak pihak 10 tahun silam menertawakan rencana Al Qaida yang ditulis dalam buku karya Fouad Hussein itu. Tapi 10 tahun kemudian, tidak ada lagi yang meragukan ancaman bahayanya. Al Qaida memang tercerai berai menjadi kelompok tak berbentuk. Tapi muncul Islamic State yang melanjutkan rencana tujuh langkah Al Qaida untuk menegakkan Kekalifahan Islam yang menggilas dominasi Barat.
Yang juga menarik, dokumen ISIS mengenai pendirian Kekalifatan Islam yang ditemukan di kawasan suku-suku di Pakistan dan ditulis dalam bahasa Urdu. Menurut dinas rahasia AS, mirip dengan konsep Mein Kampf dari Adolf Hitler. Demikian laporan sejumlah media online.
Kekalifahan Islam dalam Tujuh Langkah
Fase pertama: Kebangkitan - Menurut analisa Fouad Hussein langkah ini telah dilaksanakan dengan serangan teror 11 September 2001 dan jatuhnya Irak pada 2003. Dengan serangan 11 September AS dan Barat terprovokasi untuk menyatakan perang terhadap dunia Islam yang dibungkus dengan istilah perang melawan terorisme.
Fase kedua: Buka Mata - Langkah ini dijalankan hingga 2006 dengan target membuat Barat mulai peduli terhadap komunitas Islam. Hussein menulis: Inilah fase memperkokoh jaringan dan melancarkan gerakan, dengan merekrut kader-kader muda. Fokusnya adalah Irak, yang dijadikan pusat operasi global.
Fase ketiga: Bangun dan Berdiri Kokoh - Fase ini digarap dari 2007 hingga 2010. Target utamanya Suriah. Kader-kader dilatih kemiliteran di Suriah dan Irak, untuk melancarkan serangan ke Turki serta yang lebih eksplosif ke Israel. Dengan menyerang Israel kelompok akan makin terpandang di dunia internasional.
Fase keempat: Menggulingkan pemerintahan Arab - Hussein menulis, dari 2010 hingga 2013 pemerintahan Arab yang dibenci Al Qaida disasar agar runtuh. Targetnya melemahkan rezim. Dalam waktu bersamaan serangan siber dilancarkan kepada produsen minyak untuk menggoncang ekonominya serta mitra mereka, Amerika Serikat.
Fase kelima: Mendeklarasikan Kekalifahan - Dari 2013 hingga 2016 direncanakan mendeklarasikan berdirinya Kekalifahan Islam yang baru. Targetnya, mereduksi dominsai dan pengaruh Barat di dunia Islam, sekaligus melemahkan lobby Israel. Dalam fase ini, realitanya yang muncul adalah Islamic State atau ISIS yang mendeklrasikan kawasan kekuasaan kekalifahan di Irak dan Suriah.
Fase keenam: Konfrontasi Total - Wartawan dan penulis buku Fouad Hussein menganalisa, mulai 2016 hingga 2020 kekalifatan yang kini klaimnya direbut oleh ISIS akan mendeklarasikan konfrontasi total antara tentara Islamis melawan kaum kafir. Langkah ini berulangkali diramalkan akan terjadi oleh Osama bin Laden.
Fase ketujuh: Kemenangan Definitif. Hussein menulis, hingga 2020 kekuasaan kekalifahan sudah mantap. Satu setengah milyar warga Muslim diklaim bisa mengalahkan dominsai Barat di dunia.
as/y f(der spiegel, rtr, afp,ap,dpa)