Kazakstan Ricuh, Bandara Direbut-Kediaman Presiden Dibakar
6 Januari 2022Presiden Kazakstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan, bandara Almaty telah direbut oleh apa yang dia sebut sebagai "teroris" pada Rabu (05/01) malam. Selain itu, dia juga mengatakan lima pesawat telah dibajak.
"Kelompok teroris menyita fasilitas infrastruktur besar, khususnya di bandara Almaty, lima pesawat, termasuk pesawat asing," katanya. "Almaty telah diserang, dihancurkan, dan dirusak."
Tokayev juga mengatakan, dia telah meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yakni aliansi militer Rusia, Belarus, Armenia, Kazakstan, Kirgistan, dan Tajikistan untuk stabilkan situasi di negaranya.
Sementara itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menulis di Facebook pada Kamis (06/01), pagi anggota CSTO akan dikirim ke Kazakstan untuk waktu yang terbatas guna membantu stabilkan situasi di negara sekutu aliansi.
Kementerian Dalam Negeri Kazakstan melaporkan, setidaknya delapan anggota pasukan keamanan telah tewas akibat kerusuhan. Tidak ada angka yang dirilis mengenai korban sipil. Sebelumnya pada hari Rabu (05/01), Tokayev memperingatkan akan ada tanggapan "keras" terhadap kerusuhan yang terus mengguncang negara Asia Tengah itu.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengutuk kerusuhan tersebut dan meminta pengunjuk rasa dan pihak berwenang untuk menahan diri. AS menyebut Kazakstan sebagai "mitra yang berharga."
Momen sangat sulit dalam sejarah negara
Dalam pidatonya pada Rabu (05/01) malam yang disiarkan di saluran-saluran televisi negara, presiden Tokayev mengatakan dia akan melakukan "segala kemungkinan" untuk "melindungi kepentingan" penduduk ibu kota, penduduk Almaty dan kota-kota lain "yang telah menjadi korban agresi teroris "
Dia menekankan bahwa momen ini adalah momen "yang sangat sulit dalam sejarah negara."
"Banyak hal yang harus dipelajari – bagaimana itu terjadi dan mengapa. Tetapi yang utama sekarang adalah melindungi negara kita, melindungi warga negara kita," jelas Tokayev.
Sebelumnya pada hari yang sama, dalam sebuah pesan yang dibagikan di antara media Rusia, Tokayev mengatakan: "Ada kematian dan korban luka. Situasi mengancam keamanan semua penduduk Almaty, dan itu tidak dapat ditoleransi."
Bentrokan juga terjadi antara pasukan keamanan dan demonstran yang menuntut diakhirinya lonjakan harga bahan bakar hingga dua kali lipat, gara-gara pemerintah mencabut aturan pembatasan harga BBM maksimal. Media lokal juga melaporkan, tempat tinggal Tokayev di ibu kota dibakar.
Tokayev, sementara itu juga telah mengambil alih jabatan ketua dewan keamanan negara yang punya kewenangan luas dari pendahulunya presiden Nursultan Nazarbayev.
Kenaikan harga BBM memicu kerusuhan
Pada tanggal 1 Januari lalu, pemerintah menaikkan harga bahan bakar gas cair (LPG) yang digunakan untuk kendaraan bermotor hingga dua kali lipat. Langkah itu memicu demonstrasi berulang di Almaty dan ibu kota Nursultan.
Meskipun kerusuhan dipicu oleh kenaikan harga BBM, ada tanda-tanda tuntutan politik yang lebih luas di negara yang masih di bawah bayang-bayang tiga dekade pemerintahan Nazarbayev.
Nazarbayev mengundurkan diri sebagai presiden pada tahun 2019 tetapi mempertahankan otoritas sebagai ketua partai yang berkuasa dan kepala dewan keamanan yang punya otoritas sangat luas.
Pengunjuk rasa menerebos gedung-gedung publik
Para demonstran pada hari Rabu (05/01), dilaporkan masuk ke kantor walikota di Almaty, kota terbesar di Kazakstan. Menurut situs berita Zakon, para demonstran masuk dengan membawa tongkat dan tameng. Polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah kerumunan saat orang-orang menerobos barikade di jalan.
Pemerintahan Perdana Menteri Askar Mamin telah mengundurkan diri dan Tokayev sudah mengumumkan keadaan darurat di Almaty. Ia juga memberlakukan jam malam dan membatasi akses ke kota.
Kazakstan juga menerapkan kembali batasan sementara harga maksimal LPG. Tindakan darurat diperluas ke seluruh negeri.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) telah membantah tuduhan Rusia bahwa Washington telah memicu pecahnya kerusuhan. Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki menyatakan, tuduhan itu "benar-benar salah."
Polisi menyalahkan 'ekstremis'
Kepala Polisi Kazakstan Kanat Taimerdenov dalam sebuah pernyataan mengatakan, kelompok "ekstremis dan radikal" berada di belakang protes. Ia menambahkan, para demonstran menjarah toko-toko.
Garda nasional dan pasukan militer telah bergabung dengan polisi untuk mengamankan kota, kata Taimerdenov.
Kementerian Dalam Negeri Kazakstan melaporkan lebih dari 200 orang telah ditangkap terkait aksi protes yang diwarnai kerusuhan itu.
rap/as (AP, dpa, Reuters, AFP)