Ketegangan Cina-Taiwan dalam Grafik
4 Agustus 2022Kunjungan ketua parlemen AS Nancy Pelosi ke Taipei telah meningkatkan ketegangan antara Taiwan dan Cina. Beijing mengeluarkan peringatan keras tentang eskalasi militer.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan bahwa Washington "akan membayar harga" untuk kunjungan itu. Beijing mengumumkan akan menggelar latihan militer di lepas pantai Taiwan dalam beberapa hari mendatang.
Perpecahan Cina-Taiwan berawal dari perang saudara Cina, ketika pasukan komunis pimpinan Mao Zedong mengalahkan kubu nasionalis pimpinan Chiang Kai-shek, yang kemudian melarikan diri ke Taiwan dan membentuk pemerintahan sendiri. Cina masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, klaim yang hingga kini diakui oleh kebanyakan negara dunia, termasuk AS dan aliansi Baratnya. Indonesia juga memandang Taiwan sebagai bagian dari Cina dan tidak mengakui kedaulatan Taiwan sebagai negara sendiri.
Dalam hal kekuatan militer, Taiwan kalah jauh dari Cina dalam hampir segala hal. Namun, Taiwan juga memiliki kekuatan militer cadangan besar, yang telah dilatih untuk menghadapi invasi dari Cina daratan. Sejak 1950-an, Taiwan memang selalu menghadapi ancaman serangan militer dari Cina.
Strategi pertahanan Taiwan adalah mempertahankan diri dari invasi dari laut. Ini melibatkan penggunaan ranjau laut, rudal anti-kapal, anti-udara, dan anti-tank. Jika Cina lalu berhasil mendaratkan pasukan invasi, barisan pertahanan Taiwan disiapkan untuk melakukan perang gerilya di kota-kota dan daerah pedesaan di pegunungan.
Cina memiliki anggaran militer tahunan terbesar kedua di dunia. Ia memiliki armada militer terbesar berdasarkan jumlah kapal. Tetapi AS, yang sering tampil sebagai kekuatan pelindung bagi Taiwan, memiliki pengeluaran militer keseluruhan yang jauh lebih besar lagi. Tetapi kekuatan militer AS tersebar di berbagai penjuru dunia.
Amerika Serikat masih merupakan kekuatan militer yang dominan di seluruh wilayah Pasifik, dengan pangkalan udara dan angkatan laut utama berada di Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Sementara Cina sejauh ini hanya memiliki satu pangkalan militer asing, yaitu di Djibouti. Tapi Cina telah memperluas jangkauannya melalui pembangunan fasilitas militer di Kepulauan Spratly yang disengekatakan. Supremasi angkatan laut Cina sebagian besar ada pada apa yang disebut "rantai pulau pertama", yang membentang dari Jepang ke Malaysia.
Cina telah berusaha dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan hubungan dan memperluas pengaruhnya dengan negara-negara tetangga, sebagian besar melalui proyek perdagangan dan infrastruktur. Menurut Departemen Pertahanan AS, Cina berusaha untuk membangun lebih banyak pangkalan di luar negeri untuk memperluas jangkauan militernya, dan "kemungkinan telah mempertimbangkan" pangkalan di negara-negara terdekat lainnya, termasuk Kamboja, Myanmar, Thailand, dan Sri Lanka. Namun, AS tetap menjadi mitra favorit banyak negara Asia, dan masih dapat mengandalkan sekutu utamanya Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan.
(hp/pkp)