Ketua SPD Mundur, Pemerintahan di Berlin Terancam Bubar?
3 Juni 2019Seminggu setelah kekalahan besar di Pemilu Eropa, Ketua Umum SPD Andrea Nahles menyatakan akan mundur dari semua jabatannya. Selain Ketua SPD, Nahles selama ini juga memimpin fraksi SPD di parlemen.
Dalam surat terbuka kepada anggota SPD yang dirilis hari Minggu (02/06), Andrea Nahles mengatakan bahwa dia tidak mendapat dukungan yang cukup di partainya untuk menjalankan tugas-tugas yang selama ini diembannya. Selama beberapa hari terakhir, memang makin banyak kritik dari jajaran fungsionaris SPD terhadap kepemimpinan Andrea Nahles.
Bagaimana kelanjutan koalisi besar di Berlin masih belum jelas. Ketua Umum CDU Annegret Kramp-Karrenbauer mengingatkan, kerja koalisi pemerintahan di Berlin jangan sampai terganggu. Kanselir Angela Merkel menegaskan akan melanjutkan pemerintahan yang stabil sampai akhir masa jabatannya. Merkel sendiri sebelumnya sudah menyatakan inilah masa jabatan terakhirnya dan juga mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum CDU.
Koalisi hasil kesepakatan Merkel dan Nahles
Koalisi pemerintahan saat ini yang disebut Koalisi Besar, karena melibatkan dua fraksi terbesar, yaitu Kristendemokrat CDU/CSU dan Sosialdemokrat SPD adalah hasil perundingan alot setelah Pemilu Parlemen Jerman 2017.
Awalnya, SPD yang ketika itu dipimpin oleh kandidat utama Martin Schulz, menyatakan akan beroposisi karena gagal muncul sebagai fraksi terkuat. CDU/CSU lalu melakukan pembicaraan koalisi dengan Partai Hijau dan Liberaldemokrat FDP. Namun setelah perundingan berminggu-minggu, FDP pada saat-saat terakhir keluar dari perundingan yang menyatakan tidak akan ikut dalam pemerintahan.
Akhirnya CDU/CSU membujuk SPD untuk membentuk koalisi besar seperti pemerintahan sebelumnya. Martin Schulz mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum dan digantikan Andrea Nahles, sebagai perempuan pertama yang memimpin partai SPD. Andrea Nahles dan Angela Merkel akhirnya sepakat membentuk koalisi besar, yang mulai bertugas Maret 2018.
Gagal melakukan konsolidasi SPD
Setelah koalisi pemerintahan terbentuk, Andrea Nahles menyatakan tidak akan menempati jabatan sebagai menteri dalam kabinet Angela Merkel. Dia akan fokus menjalankan jabatan rangkap sebagai Ketua Umum SPD sekaligus Ketua Fraksi SPD di parlemen. Namun dalam berbagai pemilu negara bagian, SPD terus mengalami kekalahan. Kritik makin gencar di kalangan SPD terhadap Andrea Nahles, yang dianggap gagal menajamkan profil SPD dalam pemerintahan.
Pemilu Eropa di Jerman 26 Mei lalu menjadi sejarah kelam bagi SPD. Perolehan suaranya anjlok hanya mencapai 15,8 persen, bahkan tertinggal jauh dari Partai Hijau, yang merebut 20,5 persen suara dan untuk pertama kalinya menggeser SPD dari peringkat dua. CDU/CSU merebut 28,9 persen suara.
Andrea Nahles ketika itu bersikeras tetap akan memimpin partai dan menjanjikan debat dan agenda politik baru. Pertemuan fraksi untuk membahas konsekuensi kekalahan di Pemilu Eropa dijadwalkan Selasa, 4 Juni. Namun ternyata, kritik-kritik internal semakin lantang, dan Andrea Nahles hari Minggu menyatakan mundur dari semua jabatan karena sudah kehilangan dukungan di partainya sendiri.
Kalangan oposisi kini menyatakan koalisi besar di Berlin telah gagal menuntut pemilu baru. Namun jajaran pimpinan CDU/CSU, yang juga melakukan sidang darurat di Berlin, menyatakan mereka berharap SPD bisa menyelesaikan masalah internal partai dan menentukan ketua baru secepatnya, agar kerja pemerintahan bisa dilanjutkan hingga masa legislasi berakhir.
hp/ts (dpa, ap, rtr)