Kiat Pilih Jurusan Kuliah di Jerman Sesuai Minat dan Kemampuan
Banyak yang harus dipertimbangkan oleh para calon mahasiswa sebelum memilih jurusan di perguruan tinggi di Jerman. Ini penting dilakukan sebelum menyesal di tengah jalan karena merasa 'salah jurusan.'
Banyak bertanya dan konsultasi
Shelly Farhani, mahasiswi jurusan Wirtschaftsinformatik atau Business Information System di Hochscule Bonn-Rhein-Sieg, Sankt Augustin, Jerman, menyarankan para calon mahasiswa untuk tidak ragu bertanya tentang jurusan yang akan dipilih. "Terutama aku dulu tanya ke orang yang sedang kuliah di jurusan itu, atau konsultasi ke orang yang tahu seperti konsultan waktu di Studienkolleg."
Pelajari kurikulumnya
Banyak program studi di Jerman yang memberikan informasi terkait kurikulum mereka. Shelly mengatakan lebih baik "pelajari dulu kurikulumnya. Jadi ketika semester baru dimulai kita sudah tahu subjek apa saja yang mesti dipelajari dan didalami lebih jauh." Dengan mempelajari kurikulum, mahasiswa jadi bisa mengukur kemampuan mereka sesuai tuntutan program studi.
Cari tahu prospek kerja para alumni
Para calon mahasiswa juga diharapkan untuk tahu prospek pekerjaan bagi para alumni dan seberapa besar kesempatan mereka bekerja. Selain itu, mereka juga harus tahu tingkat persaingan di dunia kerja, khususnya bila harus bersaing dengan orang-orang yang merupakan penutur asli bahasa di negara tersebut. "Penting juga tahu kira-kira besaran gaji yang akan diterima ketika lulus nanti," ujar Shelly.
Tidak bisa berleha-leha
Seperti di Indonesia, dunia perkuliahan akan berbeda sekali dengan dunia sekolah. Namun di Jerman mahasiswa diberi lebih banyak lagi kebebasan, termasuk bisa pilih apakah sudah siap ujian atau belum. Bila merasa belum siap, mahasiswa bisa menunda jadwal ujian mereka. Tapi ini bukan berarti mahasiswa bisa menunda dan berleha-leha, karena tugas kuliah padat menanti.
Jangan lupa bersosialisasi
Tidak diragukan lagi, masa kuliah apalagi S1 di Jerman memang termasuk lama. Selain sibuk dengan urusan perkuliahan, masa ini juga adalah kesempatan bagus untuk bersosialisasi dan membangun relasi dengan kawan dan rekan sekampus. "Memang bisa selesai kuliah 3,5 tahun, tapi itu kalau tidak punya kehidupan sosial," ujar Shelly.