Kim Jong Un Ingin Perbaiki Hubungan dengan Dunia Luar
8 Januari 2021Kongres kedelapan Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara dilaksanakan untuk meninjau kinerja partai sejak pertemuan terakhirnya di tahun 2016. Pertemuan di tengah pandemi ini juga bertujuan menguraikan 'cetak biru' baru.
Kantor berita KCNA melaporkan, pada hari ketiga pelaksanaan kongres, Kamis (07/01), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengangkat masalah pembaharuan kembali hubungan dengan Korea Selatan.
Kim "mendeklarasikan orientasi umum dan posisi kebijakan partai untuk secara komprehensif memperluas dan mengembangkan hubungan eksternal," kata KCNA.
Media pemerintah mengatakan Kim meninjau hubungan dengan saingannya Korea Selatan tetapi tidak merinci langkah-langkah apa yang dia ingin ambil. Para pengamat mengharapkan Kim menggunakan kongres Partai Buruh untuk mengirim isyarat perdamaian ke Seoul dan Washington saat dia menghadapi masalah ekonomi yang semakin berat di dalam negeri.
Dalam pidato pembukaan kongres, Kim mengakui rencana pembangunan ekonomi sebelumnya telah gagal dan berjanji untuk menyusun rencana pembangunan lima tahun yang baru. Sementara pada hari kedua (06/01) pertemuan tersebut, dia juga mengatakan akan meningkatkan kemampuan militer negaranya.
Tolak paham kapitalisme
Kim membahas cara-cara untuk membuka "masa keemasan baru" dalam kampanyenya, karena Pyongyang telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap informasi luar, dengan memberlakukan undang-undang baru bulan lalu yang melarang materi asing yang dapat memicu "pemikiran reaksioner."
Dia menyerukan untuk "membangun gaya hidup sendiri yang sehat dan revolusioner di semua bidang kehidupan sosial dan sepenuhnya menghilangkan elemen non-sosialis," kata KCNA.
Kim juga mengkritik organisasi masyarakat pekerja termasuk liga pemuda karena diduga gagal memenuhi tugas. Liga pemuda diharuskan memprioritaskan "pendidikan ideologis" di atas tugas lainnya.
Para pengamat mengatakan Korea Utara tengah berusaha melindungi diri dari kemungkinan penyebaran paham kapitalisme dan melonggarkan persatuan internal di tengah kesulitan ekonomi.
ha/rap (Reuters, AP)