Kisah Para Pendiri Facebook
4 Februari 2014Dalam waktu singkat, Facebook menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari milyaran warga dunia. Salah seorang pendirinya Mark Zuckerberg memaparkan misi awal Facebook dengan kalimat "menjadikan dunia lebih terbuka dan lebih terhubung".
Sementara Zuckerberg meneruskan karirnya di Facebook, rekan-rekannya di Harvard University yang turut mendirikan jejaring sosial, telah beralih ke bidang lain. Berikut kisah beberapa pendiri, sepuluh tahun setelah "kelahiran" Facebook.
Bos Facebook Mark Zuckerberg
Di usia 29 tahun, direktur eksekutif Facebook ini masih berkuasa di jejaring sosial raksasa tersebut. Ia pemegang 29% saham dan 56% hak suara.
Zuckerberg telah menjadi sosok terkenal di komunitas teknologi. Ia mendirikan kelompok lobi di Washinton bernama FWD.us yang memperjuangkan reformasi imigrasi dan pendidikan.
Majalah Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai 19 milyar Dolar AS September tahun lalu yang menjadikannya orang ke 20 terkaya di Amerika Serikat. Namun, menurut perusahaan intelijen pasar Wealth-X, lonjakan nilai pasar Facebook menambah pundi-pundi Zuckerberg menjadi 29,7 juta Dolar.
Ia dan istrimya Priscilla Chan dikenal sebagai pasangan yang dermawan. Mereka telah menyumbang lebih dari 1 milyar Dolar AS untuk kepentingan banyak orang. Termasuk turut mendirikan yayasan Silicon Valley dan sekolah umum di New Jersey.
Walau tersohor dan kaya, Zuckerberg masih paling suka memakai sweater.
Chris Hughes Jadi Pemilik Majalah
Hughes, 30, yang lulus dari Harvard tahun 2006, menjadi terkenal setelah memimpin kampanye jejaring sosial bagi Barack Obama di tahun 2008. Sukses Hughes dianggap sebagai kunci utama dalam keberhasilan kampanye presiden tersebut.
Tahun 2012, Hughes membeli majalah The New Republic "untuk membantu masa depan jurnalisme substantif di era digital," demikian menurut situs majalah tersebut. Hughes menjabat sebagai penerbit dan kepala redaksi. Hughes juga mengelola perusahaan modal ventura dan layanan jejaring sosial non profit.
Hindari Pajak AS, Saverin Pindah ke Singapura
Eduardo Saverin, 31, warga Amerika keturunan Brasil ini, menanggalkan kewarganegaraan AS dan pindah ke Singapura sebelum Facebook melakukan Initial Public Offering (IPO). Langkah yang bisa menghemat ratusan juta Dolar untuk pajak.
Tahun lalu ia mengatakan akan tetap bermukim di Asia dan berharap bisa sukses sebagai investor teknologi. Menurut Forbes nilai kekayaannya mencapai 2,65 milyar Dolar Agustus tahun lalu dan menjadikannya orang kaya ketujuh di Singapura.
Dalam film "The Social Network" yang dirilis 2010, Saverin digambarkan sebagai teman dekat Zuckerberg yang menyediakan dana awal untuk startup tersebut sebelum mereka berselisih dan memutuskan untuk tidak lagi bekerja sama.
Dari Facebook ke Asana
Sama seperti Zuckerberg, Dustin Moskovitz berusia 29 tahun dan tidak tamat kuliah di Harvard. Tahun 2008, ia meninggalkan Facebook untuk mendirikan perusahaannya sendiri. Asana, app untuk situs internet dan smartphone yang bertujuan mewujudkan kerjasama tim tanpa email. Forbes memperkirakan kekayaannya sebesar 5,2 milyar berdasarkan sahamnya di Facebook.
Si Kembar Winklevoss
Saudara kembar Tyler dan Cameron Winklevoss menuduh Zuckerberg mencuri ide mereka. Tahun 2008 tercapai kesepakatan mengenai hal itu. Winklevoss dan teman sekelas mereka Divya Narenda mendapat 20 juta Dolar tunai dan saham senilai 45 juta Dolar.
Mereka kemudian berusaha membatalkan kesepakatan tersebut untuk mendapat lebih banyak uang lagi, setelah Facebook menjadi semakin besar. Namun, usaha mereka gagal. Dana yang ada mereka gunakan untuk meluncurkan perusahaan modal ventura. Tahun lalu, kedua mantan atlet dayung ini mendaftarkan rencana untuk penawaran saham perdana (IPO) bagi Winklevoss Bitcoin Trust yang mengijinkan investor untuk memperoleh akses bagi mata uang virtual tersebut.
Sean Parker Sebagai Mentor
Ia tidak kuliah di Harvard, tapi Parker, pendiri situs berbagi musik Napster, berteman dengan Zuckerberg dan menjadi mentor serta penasehat bagi startup tersebut.
Parker menjadi presiden direktur pertama Facebook tahun 2004 dan menggaet investor besar pertama bagi perusahaan tersebut, Peter Thiel. Menurut beberapa pihak, Parker mengenali potensi Facebook untuk menjadi sesuatu yang punya dampak besar.
Parker kemudian bergabung dengan Thiel sebagai mitra dalam manajemen The Founders Fund, perusahaan investasi modal ventura.
vlz/ml (afp, ap)