1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Komentator Inggris Katie Hopkins Dideportasi dari Australia

19 Juli 2021

Komentator asal Inggris Katie Hopkins mengeluhkan sistem karantina dan lockdown di Australia. Para pejabat menyebut perilakunya sebagai "tamparan di wajah" untuk semua orang yang saat ini tengah dalam penguncian.

https://p.dw.com/p/3wgYe
Foto komentator Katie Hopkins
Komentator Katie HopkinsFoto: Philip Toscano/empics/picture alliance

Australia telah membatalkan visa komentator sayap kanan asal Inggris Kati Hopkins setelah dia mengaku melanggar aturan karantina hotel di negara itu, demikian kata seorang pejabat senior Austalia, Senin (19/07).

Hopkins terbang ke Sydney untuk tampil di program televisi reality show, Big Brother VIP, dan tengah menjalani karantina wajib selama 14 hari sebelum syuting dimulai.

Dalam postingan video di Instagramnya yang kini telah dihapus, tampak Hopkins membuka pintu kamar hotel dengan kondisi telanjang dan tanpa masker, saat petugas mengantarkan makanan ke kamarnya.

Seluruh kedatangan internasional di Australia diharuskan menjalankan karantina di hotel untuk mencegah penyebaran COVID-19. Orang-orang yang dikarantina tidak diperbolehkan membuka pintu kamar hotel mereka sampai 30 detik setelah makanan mereka diantarkan. Mereka juga diwajibkan memakai masker saat pintu dibuka.

Hopkins mengatakan dirinya ingin "mengeluhkan" sistem karantina dan penguncian Australia.

'Perilaku yang mengerikan dan tidak dapat diterima'

Menteri Dalam Negeri Karen Andrews mengatakan badan imigrasi Australia telah bertindak cepat untuk memastikan bahwa visa yang dia gunakan untuk masuk ke Australia dibatalkan setelah video tersebut diposting.

"Kami akan mengeluarkannya dari Australia secepat mungkin," kata Andrews kepada media penyiaran publik ABC. "Dia jelas bukan seseorang yang ingin kita pertahankan di negara ini lebih lama dari yang seharusnya."

Pihak berwenang juga telah menjatuhkan denda sebesar US$737 (Rp10,3 juta) kepada perempuan berusia 46 tahun itu atas tindakannya tidak memakai masker dan membawanya ke bandara untuk dideportasi.

Sydney, kota terbesar di Australia, telah menerapkan lockdown selama lima minggu setelah virus corona varian Delta menyebar dengan cepat memicu meningkatnya kasus COVID-19 di sana.

"Fakta bahwa dia di luar sana membual tentang pelanggaran karantina itu mengerikan," kata Andrews. "Itu adalah tamparan di wajah bagi semua orang Australia yang saat ini menjalani lockdown, dan itu perilaku yang tidak dapat diterima. Jadi, secara pribadi, saya sangat senang dia akan pergi."

Siapa Katie Hopkins?

Hopkins adalah komentator sayap kanan yang dikenal berpandangan rasis, anti-Islam, dan anti-migran.

Dia telah menimbulkan kontroversi dengan berbicara menentang langkah-langkah penanganan virus corona, salah satunya kebijakan lockdown, menggambarkannya sebagai "hoax terbesar dalam sejarah manusia."

Hopkins diundang untuk bergabung dengan program televisi reality show Network Seven, Big Brother VIP. Perusahaan produksi di balik acara TV tersebut telah membatalkan kontraknya.

"Seven Network dan Endemol Shine Australia mengkonfirmasi bahwa Katie Hopkins bukan bagian dari Big BrotherVIP," demikian pernyataan perusahaan dikutip media lokal. "Seven Network dan Endemol Shine mengecam keras tindakan tidak bertanggung jawabnya dan komentar sembrononya di hotel karantina."

Kedatangan Hopkins ke Australia juga memicu kemarahan publik karena terjadi pada saat pemerintah mengurangi separuh jumlah warga negara Australia dan penduduk tetap yang diizinkan pulang dari luar negeri dalam seminggu menjadi 3.000 orang.

rap/hp (AFP, AP, dpa)