Komisi Eropa Rekomendasikan Perundingan Keanggotaan Ukraina
9 November 2023Adalah sebuah "hari bersejarah," kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, ketika menandai hari pertama proses negosiasi keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. "Sepuluh tahun lalu, aksi protes di Lapangan Maidan berkecamuk. Saat itu, manusia ditembak mati dalam balutan bendera Uni Eropa," kata dia.
Von der Leyen memuji pencapaian Ukraina dalam mereformasi sistem politik, ekonomi dan hukum sejak mengusir pengaruh Rusia di ibu kota Kyiv. Negeri yang sejak 2022 berperang dengan jiran besarnya itu dinilai sudah menjalankan lebih dari 90 persen reformasi yang diusulkan Uni Eropa, imbuhnya.
Adapun sisa sepuluh persennya mencakup reformasi yudisial dalam pemberantasan korupsi dan membatasi pengaruh oligarki terhadap proses penyusunan undang-undang dan kebijakan nasional. Baru setelahnya, Komisi Eropa akan merekomendasikan keanggotaan Ukraina kepada Dewan Eropa.
Awal proses panjang
Ke depan, Komisi Eropa akan melaporkan pencapaian reformasi di Ukraina kepada para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa pada pertemuan puncak di bulan Maret 2024.
Secara bersamaan, negara-negara UE akan merundingkan apakah akan memulai proses pemeriksaan menyeluruh terhadap Ukraina pada bulan Desember, kata seorang pejabat senior UE pada Rabu (8/11). Proses itu mencakup apa yang disebut penyaringan.
Di dalamnya, Komisi Eropa mengajak negara calon anggota untuk menentukan tingkat kesiapan di berbagai sektor. Biasanya, tahap ini memakan waktu satu tahun. Tapi untuk Ukraina, UE menjanjikan waktu selama cuma enam bulan.
Patut diingat, bahkan setelah perundingan dimulai, masih diperlukan waktu bertahun-tahun bagi Ukraina sebelum bisa bergabung dengan UE.
UE solusi bagi Agresi Rusia
Betapapun juga, pemerintah Kyiv menyambut datangnya rekomendasi Komisi Eropa. Di akun media sosialnya, Presiden Voldomyr Zelensky menyebut keputusan tersebut sebagai "langkah bersejarah yang akan membuka jalan bagi UE yang lebih kuat dengan Ukraina sebagai anggota."
Pernyataan selamat juga dilayangkan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di X (dulu: Twitter), betapa "Ukraina sudah termasuk ke dalam keluarga Eropa," dan betapa "Uni Eropa yang kuat dan kompak adalah jawaban geopolitik terhadap perang yang dilancarkan Rusia."
Respons serupa diungkapkan sejumlah anggota Parlemen Eropa. Michael Gahler dari partai konservatif CDU, menilai Ukraina sudah menunjukkan kemajuan signifikan di bidang supremasi hukum dan pemberantasan korupsi.
Anggota parlemen Lituania, Petras Austrevicius dari kelompok liberal Renew, menyebut keputusan Komisi Eropa sebagai "momen penting dan bersejarah bagi Ukraina dan rakyatnya yang pemberani.”
Jika kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa menerima rekomendasi tersebut, hal itu akan menandai kali pertama UE mengadakan pembicaraan keanggotaan dengan negara yang sedang berperang. Permohonannya diajukan Ukraina setelah invasi Rusia pada bulan Februari 2022. Pada 24 Juni 2022, Kyiv mendapat status resmi sebagai kandidat.
rzn/as