1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikKorea Utara

Korea Utara dan Selatan Saling Lepas Tembakan di Perbatasan

24 Oktober 2022

Korea Utara menembakkan 10 peluru artileri di lepas pantai baratnya pada Senin (24/10), sebagai tanggapan atas tembakan peringatan Korea Selatan ke kapal milik Pyongyang yang melintas di perbatasan laut kedua Korea.

https://p.dw.com/p/4IaKv
Ketegangan Korea Selatan dan Korea Utara
Kedua Korea saling bertukar tembakan peringatan di sepanjang perbatasan laut mereka, pada hari Senin (24/10)Foto: Ahn Young-joon/AP Photo/picture alliance

Korea Utara balas menembakkan 10 peluru dari beberapa peluncur roketnya pada sekitar pukul 05.15 waktu setempat, setelah militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatannya pada pukul 03.50 pagi, mengutip dari petugas patroli, kata juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan juga mengatakan telah mengirim kembali kapal dagang milik Korea Utara yang sebelumnya melintasi Garis Batas Utara, yakni batas laut de facto antara kedua Korea.

"Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara memerintahkan untuk melepaskan 10 tembakan dari beberapa peluncur roket, untuk mendesak mundur kapal musuh secara tegas," kata juru bicara Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA.

"Kami sekali lagi dengan tegas memperingatkan para musuh yang melakukan provokasi maritim melalui pelepasan tembakan artileri dan pengeras suara di lintas perbatasan," tambah juru bicara Korea Utara, menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Latihan penembakan artileri jarak jauh oleh Korea Utara
Aksi peluncuran rudal dan rentetan penembakan artileri oleh Korea Utara, memprovokasi Korea Selatan, Jepang, dan ASFoto: Yonhap/picture alliance

Titik kobaran api

Perbatasan maritim kedua Korea tersebut dianggap sebagai titik kobaran api, di mana telah menjadi lokasi atas berlangsungnya beberapa bentrokan di semenanjung Korea selama bertahun-tahun.

Ketegangan itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Korea Utara melakukan beberapa peluncuran rudal dan rentetan penembakan artileri yang telah memprovokasi Korea Selatan dan Jepang, yang juga mengkhawatirkan pihak sekutu Barat mereka.

"Politik Pyongyang yang menyalahkan ancaman eksternal dan memproyeksikan kepercayaan kepada kemampuan militer mereka, dapat memotivasi risiko yang lebih besar,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.

"Penyelidikan Korea Utara terhadap pertahanan perimeter Korea Selatan juga dapat menyebabkan baku tembak yang cukup parah dan sebuah eskalasi yang tidak diinginkan,” tambah Easley.

Sejak 25 September lalu, Pyongyang secara berkala telah menembakkan setidaknya 15 rudal dan ratusan peluru artileri ke arah laut perbatasan maritim Seoul.

Pyongyang secara dramatis juga telah meningkatkan pelatihan militernya baru-baru ini, setelah Seoul dan Washington mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "hampir” melakukan uji coba senjata nuklir ketujuh mereka.

Baku tembak peringatan pada hari Senin (24/10) ini terjadi di waktu yang bersamaan saat Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman tengah mengunjungi Jepang dan mengadakan pembicaraan tiga arah dengan Jepang dan Korea Selatan, untuk menunjukkan bentuk kesatuan mereka menghadapi serangkaian peluncuran provokasi dari Korea Utara.

kp/ha (Reuters, AP)