Korupsi di Bulgaria Terparah di Eropa
5 Februari 2014Laporan korupsi Uni Eropa tidak memuat ranking tentang negara mana saja yang paling berhasil meredam praktek penyogokan dan manipulasi di kalangan pemerintahan. Komisaris Uni Eropa Cecilia Malmström menolak memberi penilaian peringkat kepada 28 negara anggota.
"Ini adalah analisa terbuka tentang korupsi di setiap negara anggota. Termasuk undang-undang apa saja yang diterapkan untuk memerangi korupsi. Selain itu, kami juga memberi rekomendasi kepada setiap negara, bagaimana mereka bisa memperbaiki situasinya", tutur Malmström.
Laporan korupsi Uni Eropa menunjukkan dengan jelas adanya perbedaan besar antara negara-negara di Eropa Barat dan Utara di satu pihak, dan Eropa Timur dan Selatan di pihak lain. Korupsi lebih sering ditemukan di Eropa Timur dan Eropa Selatan.
Perbedaan Mencolok
"Laporan ini menunjukkan adanya perbedaan besar dalam situasi korupsi dari satu negara ke negara yang lain," kata Malmström. Tapi yang pasti, di semua negara Uni Eropa bisa ditemui korupsi. Tidak ada negara yang benar-benar bersih dari penyogokan dan manipulasi.
Swedia, Finlandia, Denmark dan Jerman termasuk dalam kelompok negara yang relatif bersih dari korupsi. Tapi para peneliti Uni Eropa menyebutkan, aturan-aturan anti korupsi di negara-negara ini perlu diperketat. Terutama aturan tentang hubungan seorang pejabat negara dan sektor industri dan bisnis.
Banyak bekas pejabat negara misalnya yang mengakhiri jabatannya lalu pindah menjadi direktur perusahaan besar. Muncul kecurigaan, pejabat tersebut selama masa jabatannya sudah bekerja "diam-diam" untuk perusahaan itu. Karena itu, Uni Eropa mengusulkan agar ada masa tenggang waktu, misalnya satu atau dua tahun, sebelum seorang mantan pejabat dibelehkan memulai karir di perusahaan swasta.
Situasi Serius di Bulgaria
Negara-negara yang mendapat sorotan serius adalah Italia, Yunani, Romania dan Bulgaria. Laporan Uni Eropa menyebutkan, banyak kasus korupsi di negara-negara ini terutama terjadi dalam pembagian tender untuk proyek-proyek pemerintah. Korupsi terparah terjadi di sektor kesehatan.
Situasi di Bulgaria mendapat sorotan khusus. "Kondisi di Bulgaria benar-benar sangat, sangat serius", kata Malmström. Ia menerangkan, Bulgaria punya masalah besar menghadapi berbagai praktek korupsi, dan harus segera memikirkan langkah apa yang bisa dilakukan, termasuk bekerjasama erat dengan Uni Eropa.
Menurut laporan Uni Eropa, korupsi telah mengakibatkan kerugian ekonomi sampai 120 milyar Euro setiap tahun. Kebanyakan warga Eropa menilai, korupsi sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. "76% warga Eropa berpikir, korupsi terjadi secara luas di negaranya. 50% malah berpendapat, korupsi makin meluas dalam beberapa tahun terakhir", kata Cecilia Malmström.
Komisi Eropa menyebutkan, di lebih setengah negara anggota, pendanaan partai politik masih rawan korupsi. 25 persen proyek pemerintah untuk pembangunan jalan dan gedung diduga terkait dengan praktek korupsi dan manipulasi.