KTT G20 dan Secercah Harapan
17 November 2008Harian Inggris Financial Times menulis:
Pertemuan para kepala negara dan pemerintahan negara-negara G20 pada akhir minggu di Washington bisa disebut bersejarah, sama dengan krisis ekonomi yang jadi tema utamanya. Bahkan KTT ini bisa menjadi titik terang dalam kegelapan. Dalam pertemuan G20 juga diundang negara-negara yang tdak punya peran terlalu besar dalam perekonomian dunia. Konferensi ini menggabungkan semua negara industri penting dengan negara-negara yang sedang menuju industrialisasi. Kenyataannya, negara-negara yang berkumpul berhasil menggodok agenda luas dan berjanji untuk bertemu kembali bulan April mendatang. Ini saja sudah menunjukkan, bahwa dominasi perekonomian dunia sekarang sudah berpindah.
Harian Spanyol La Stampa berkomentar:
Setelah serangkaian pernyataan-pernyataan besar bergema dan orang cepat menyebut pertemuan G20 sebagai pertemuan bersejarah, kita mudah tersenyum. Ada juga yang menyebut pertemuan ini sebagai Bretton Woods baru. Dulu di Bretton Woods, sistem keuangan dunia digagas untuk masa pasca perang dunia. Dalam berbagai kesepakatan itu, sistem keuangan Amerika Serikat mengambil peran sentral. Hal ini tidak terjadi pada pertemuan puncak G20 di Washington akhir minggu ini. Namun memang, G20 punya nilai bersejarah, karena berhasil melibatkan negara-negara seperti Brasil, Cina dan India. Itulah negara-negara yang akan punya peran lebih besar dalam perekonomian dunia di masa depan.
Harian Belanda de Volkskrant dalam tajuknya menulis:
Deklarasi KTT G20 memang tidak memuat pembentukan badan pengawas dunia untuk lembaga keuangan. Itu sudah benar, sebab upaya ke arah sana hanya berarti buang-buang energi saja. Yang penting adalah peran lembaga pengawas nasional. Sekalipun demikian, peran Dana Moneter Internasional IMF diperkuat. Struktur IMF harus disesuaikan dengan situasi kekuatan ekonomi saat ini. Inilah salah satu hasil positif dari KTT G20. Memang sudah seharusnya konsultasi kelompok G7 diperluas dengan mengundang negara-negara ekonomi baru yang sedang bangkit.
Harian Swiss Tages-Anzeiger menilai:
Deklarasi pertemuan puncak ekonomi yang lama ditunggu-tunggu pada pandangan pertama hanya memuat sedikit hal konkrit. Tapi deklarasi itu bukannya tidak bermanfaat atau tidak perlu. Pertemuan 20 negara dunia itu menggambarkan awal sebuah upaya rumit yang tidak boleh gagal. Proyek ini adalah upaya untuk membentuk pasar kapital dan kredit yang punya fondasi lebih solid, tanpa mematikannya. Jadi, bagaimana menarik pelajaran dari keserakahan buta aktor-aktor pasar keuangan, tanpa menstigmatisasi sektor itu secara keseluruhan atau bahkan mengkriminalisasi.
Komentar harian Austria der Standard:
Apa yang terjadi di Washington merupakan tonggak sejarah. Bukan karena substansinya yang kabur. Melainkan karena negara-negara yang diajak hadir. Negara-negara seperti Cina, India, Brasil dan Indonesia tidak hanya menjadi penonton di luar pagar. Forum G20 akan mengganti forum G8 sebagai forum konsultasi untuk politik ekonomi dunia. Keseimbangan kekuatan ekonomi memang sedang bergerak ke arah timur dan selatan. (hp)