G20 Di Tengah Ancaman Perang Dagang dan Krisis Ekonomi
30 November 2018Diplomat Argentina Pedro Villagra Delgado yang aktif mempersiapkan KTT G20 ingin agar pertemuan puncak itu bermanfaat bagi dunia. Dia sendiri bekerja keras selama berbulan-bulan mempersiapkan ajang bergengsi itu. KTT G20 dia harapkan akan membahas juga dampak teknologi digital pada dunia kerja, masalah pendidikan, pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan.
Tetapi sebagai diplomat kawakan, Delgado paham bahwa pembicaraan di Buenos Aires akan didominasi kontroversi tentang kebijakan ekonomi AS di bawah Presiden Donald Trump. Dengan motto "America First", Trump menabuh genderang perang dagang dengan mitra-mitra dagang penting seperti Kanada, Uni Eropa dan Cina.
Direktur Dana Moneter Internasional Christine Lagarde memperingatkan, konflik perdagangan dan penerapan tarif impor yang lebih tinggi dan luas akan menjadi risiko besar bagi perdagangan global. Dia mengatakan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa "dalam skenario terburuk dan di bawah kebijakan saat ini, dampaknya dalam kisaran 0,5 persen dari PDB global."
Trump ingin kesepakatan baru
Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel dan banyak pemimpin lainnya mempromosikan perdagangan global yang bebas dan adil, Trump tetap berpegang pada kebijakan unilateral dan perjanjian bilateral.
Target Presiden AS adalah mencapai kesepakatan baru dengan Cina. Dia mengirim peringatan keras kepada Beijing dalam pesan-pesannya di media sosial, namun pada saat yang sama mengumumkan rencana pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Buenos Aires "untuk mencapai kesepakatan".
"Semuanya kami lakukan dengan sangat baik berhadapan dengan Cina," kata Trump. "Cina ingin membuat kesepakatan buruk. Saya masih bisa menerapkan tarif impor senilai 250 miliar dolar, jika kita tidak berhasil mencapai kesepakatan - Percayalah, saya akan menerapkannya," tandas Trump.
Harus ada kerja sama
Tuan rumah Argentina berharap, para pemimpin pada hari terakhir KTT G20 bisa saling mendekati. Anggota G20 menguasai lebih 80 persen perdagangan dunia. Delgado mengatakan, harapannya adalah bahwa dalam komunike akhir "akan ada konsensus dan komitmen lagi untuk bekerja bersama, "demi yang terbaik bagi kita semua."
Para diplomat Uni Eropa menekankan, masih ada kemungkinan berunding dengan AS, misalnya tentang reformasi di Organisasi Perdagangan Dunia, WTO. Kritik-kritik delegasi AS terhadap organsiasi itu memang menunjukkan pentingnya pembaruan.
Pedro Villagra Delgado mengatakan, satu-satunya hal pasti setelah KTT G20 adalah bahwa semuanya akan berubah. Tidak ada hal yang statis dalam hubungan internasional, katanya.