Kualitas Air Jadi Masalah di Cina
29 Juli 2010Danau Taihu di sebelah barat laut Shanghai adalah danau ketiga terbesar di Cina. Bagi pengarang cerita kriminal terkenal Qiu Xiaolong danau itu adalah lokasi baru untuk karya terbarunya. Ia mengatakan, ketika ia kecil danau Taihu adalah daerah yang indah. Sekarang air danau rusak, dan tampaknya banyak orang tidak perduli. Itu sangat meresahkannya.
Tema Yang Pelik
Qiu Xiaolong menyelidiki masalah pencemaran air dengan sangat hati-hati, karena di Cina masalah itu adalah tema yang pelik. April lalu, aktivis lingkungan Wu Lihong yang mendapat banyak penghargaan, dibebaskan dari tahanan. Ia mengajukan tuntutan kepada pemerintah karena pencemaran air di danau daerah asalnya.
Danau Taihu hanya satu dari banyak contoh yang menunjukkan ancaman besar. Itu juga diketahui pemerintah. Dalam penelitian tahunannya, departemen lingkungan hidup menulis, seperempat dari permukaan air bahkan terlalu kotor untuk digunakan dalam industri. Dari seluruh sungai dan danau di negara itu, sekitar setengahnya memiliki kualitas air yang cukup baik untuk diminum. Ini adalah sedikit perbaikan dibanding dengan tahun 2009.
Ancaman Tetap Besar
Bagi pakar air di akademi ilmu pengetahuan, Cai Jianming, ini bukan alasan untuk menghentikan kewaspadaan, "Di banyak lokasi keadaan membaik, karena orang mengubah stuktur ekonomi. Misalnya, dengan cara menutup pabrik-pabrik kecil. Tetapi kualitas air danau Taihu tidak membaik. Beberapa pabrik tetap membiarkan limbahnya mengalir ke danau. Situasi membaik lebih lambat dari dugaan kami."
Salah satu alasannya adalah, makna penting instalasi penyaringan air belum dikenal luas. Kalangan industri mengatakan, instalasi penyaringan air terus dibangun, karena hanya dengan cara itu perusahaan mendapat ijin produksi dari departemen lingkungan hidup. Ini bukan berarti, bahwa instalasi penyaringan air juga ikut beroperasi sejalan dengan produksi di pabrik.
Pembersihan Air
Han Yanbin, wakil perusahaan Jerman Passavant Roediger mengatakan, di kota-kota besar penyaringan air adalah salah satu masalah paling besar dalam administrasi. Perusahaan-perusahaan kecil tidak memiliki dana untuk menanamkan investasi dalam teknologi yang lebih maju. Mereka harus mendirikan instalasi itu dan membuang limbahnya. Han Yanbin mengatakan, perusahaannya tidak memiliki konsep yang memadai.
Di samping itu di bagian utara Cina juga ada masalah kurangnya air. Di Beijing, permukaan air tanah menurun satu meter. Jalan keluar yang diambil selama ini, air dari pegunungan Himalaya yang terletak ribuan kilometer dialirkan hingga Beijing. Walaupun ekosistem daerah itu tidak rusak untuk jangka waktu lama, masalah lain ada.
Air dari Himalaya
Hartmut Steusloff dari Institut Fraunhofer di Karlsruhe, yang menjadi penasehat pemerintah kota Beijing untuk masalah air mengatakan, sangat diragukan bahwa air yang tiba di Beijing masih tetap sebaik yang masih berada di Himalaya, karena harus melalui saluran air yang terbuka.
Sementara pakar air Cai Jianming percaya, suatu hari nanti, Cina akan memiliki air minum yang bersih. Menurutnya, pemerintah Cina akan menutup pabrik baja di Beijing, juga pabrik kimia di sekitar danau Taihu. Pabrik-pabrik besar juga akan menggunakan teknologi baru untuk membersihkan air. Tetapi menurutnya, semua itu akan berlangsung jauh lebih lama daripada di Jerman.
Astrid Freyeisen / Marjory Linardy
Editor: Asril Ridwan