Kutub Utara Yang Berubah
Konferensi Arktis di Rusia tunjukkan kepentingan politik dan ekonomi di wilayah Kutub Utara.
Hak atas Kutub Utara
Dalam Konferensi Arktis Internasional 2013 puluhan politisi dan dan pakar membahas masalah likungan di kawasan Kutub Utara. Pertemuan itu berlangsung di kota Salechard, Siberia. Banyak pihak berpandangan, Rusia ingin menguasai sumber alam kawasan itu.
Pro lingkungan vs industri minyak
Greenpeace meluncurkan kampanye besar anti pemboran minyak di Kutub Utara. Organisasi itu menguatirkan kerusakan ekosistem yang tak terkira apabila terjadi kecelakaan pada pemboran minyak itu. Pencemaran minyak sulit diatasi di kawasan yang berekosistem peka itu.
Pemburu harta di Kutub Utara
Kawasan arktis memanas dua kali lebih cepat dari kawasan lain dunia. Melelehnya es di kutub memudahkan akses ke sumber alam dan jalur-jalur transportasi. Perubahan iklim mengancam lingkungan dan pantai, membangunkan impian kejayaan ekonomi.
Menandai wilayah
Lima negara sekitar Kutub Utara - Kanada, Denmark, Norwegia, Rusia dan Amerika Serikat - melakukan ekspedisi untuk menetapkan batas kepemilikan wilayah. Negara yang dapat membuktikan bahwa dataran di bawah laut masih bersambung dengan daratan negaranya, bisa mengeksploitasi sumber alamnya.
Berlayar mengelilingi Kutub Utara
Kapal Rusia, Peter I, pada tahun 2010 berlayar mengelilingi Kutub Utara melalui jalur transportasi lautan Arktis. Dulu hal ini dianggap tidak mungkin, namun pemanasan global telah membuka sejumlah jalur yang setidaknya bisa dilewati oleh kapal kargo. Dalam tiga tahun terakhir jumlah kapal yang menggunakan jalur ini melonjak 10 kali lipat.
Jalan lebih singkat
Jarak yang dilalui oleh kapal yang berlayar dari Shanghai ke Hamburg lewat jalur kutub lebih pendek 6.400 Kilometer dibandingkan rute selat Malaka dan terusan Suez.
Emas hitam di bawah gunung es
Akhli geologi menduga Kutub Utara menyimpan seperempat cadangan minyak dan gas dunia. Para ahli memperingatkan akan risiko besar dari aktivitas pemboran di kawasan itu. Akhir 2012 anjungan minyak perusahaan Shell, Kulluk, terdampar dekat pulau Kodiak, Alaska.
Turisme di Kutub Utara
Perjalanan lintas laut di perairan Arktis kini mulai booming. Turisme perkapalan ini bukannya tanpa resiko, terutama di musim dingin yang gelap. Tahun 2011, negara-negara kawasan Arktis menandatangani kesepakatan pertama mengenai penanggung jawab aksi pencarian dan penyelamatan korban pada kecelakaan kapal.
Kepentingan militer
Pasukan Denmark, Kanada, Rusia dan Amerika Serikat yang berselisih soal kepemilikan wilayah lautan Arktis, memiliki pos militer di Kutub Utara. Tumbuhnya kepentingan ekonomi dibarengi kehadiran militer dan latihan-latihan perang di kawasan itu.
Cina Lakukan Terobosan
Bukan hanya negara-negara „utara“ yang ingin mendapatkan keuntungan daro perubahan iklim. Kapal pemecah es "Naga Salju" pada tahun 2012 merupakan kapal Cina pertama, yang melintasi jalur Arktis untuk mencapai Eropa. Kini Cina membangun kapal pemecah es yang kedua dan terlibat di Dewan Arktis sebagai pengamat.
Asia di Kutub Utara
India sejak 2008 memiliki pusat penelitian di Svalbard, juga Jepang dan Korea kini menunjukkan perhatian pada kawasan ini.