Mau Makan Malam? Itu Ada di Sana, Dekat WC
Bisakah Anda membayangkan memasak makan malam langsung di depan toilet Anda? Ini tidak terjadi di negara dunia ketiga. Fotografer Benny Lam mendokumentasikan sekelumit situasi hidup di Hong Kong.
Ayo siapkan makan malam
Bebek peking dan kangkung untuk makan malam tergeletak ada di atas meja, hanya beberapa sentimeter dari toilet. Taoge disajikan dalam mangkuk diletakkan di atas meja di depannya, berdekatan dengan penanak nasi, teko dan peralatan dapur lainnya. Di banyak apartemen di Hong Kong, mulai dari memasak hingga buang air besar, semua kegiatan dapat dilakukan di ruang kecil ini.
Dapur dan toilet bergabung
Dengan populasi hampir 7,5 juta orang dan hampir tidak ada lahan tersisa yang bisa dikembangkan, harga apartemen dan perumahan di Hong Kong meroket menjadi yang termahal di planet ini. Beberapa orang di metropolitan ini tidak memiliki pilihan lain selain menghuni ruang-ruang mini, di mana setiap ruangan bergabung dalam ruang terbatas.
Mereka yang 'Terjebak'
Fotografer Kanada, Benny Lam menangkap gambaran rumah dan kehidupan komunitas tersembunyi ini di Hong Kong dalam serial foto 'Trapped', yang berisi rangkaian foto yang dia hasilkan dalam bekerja sama dengan SoCO, Society for Community Organization, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja untuk mengurangi kemiskinan dan mendukung hak-hak sipil.
Kehidupan yang tak tertahankan
Menurut SoCO, berdasarkan laporan Sensus dan Statistik Departemen Hong Kong, 200.000 orang tinggal di 88.000 apartemen kecil yang tidak memadai ini. Warga dipaksa untuk kreatif dalam menyimpan barang-barang di ruang sempit mereka yang terbatas dan mengatur kegiatan sehari-hari mereka di sini.
Harga apartemen meningkat dua kali lipat
Menurut statistik pemerintah, harga apartemen di jantung Hong Kong telah berlipat ganda antara 2007 dan 2012, menjadi rata-rata 108.546 dolar Hong Kong hampir 200 juta rupiah per meter persegi. Beberapa penduduk flat kecil ini kadang sampai takut pulang ke rumah. Banyak penyewa mengatakan, hal yang paling sulit tinggal di rumah bagai peti mati ini adalah tidak bisa menghirup udara segar.
Selamat datang di apartemen berukuran kasur
Seorang penyewa makan sekaleng kacang sambil menonton televisi di apartemen berukuran kasur. Karena berpenghasilan rendah dan kemiskinan, tampaknya tidak ada alternatif selain hidup di ruang-ruang hidup yang tertutup rapat ini. Hanya di mini flat semacam ini, mereka dapat beristirahat, mereka tidak dapat duduk tegak atau berbaring lurus. Kecoak dan serangga menjadi 'teman'.
Menanti dan menanti
Banyak penyewa telah tinggal di sana selama bertahun-tahun. Lima tahun adalah waktu tunggu rata-rata untuk mendapatkan perumahan sosial. Untuk beberapa orang lajang di bawah usia 65 tahun, hal itu tidak terjadi. Beberapa dari orang-orang ini harus menunggu lebih dari satu dekade. Orang terjebak dalam kondisi kehidupan yang buruk lebih lama dari waktu rata-rata.
Amat beresiko pada keselamatan dan keamanan
Flat berventilasi buruk, menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan. Didorong oleh kenaikan harga yang melonjak, puluhan ribu orang tidak memiliki pilihan lain selain tinggal di mana ruang keluarga, kamar tidur dan dapur dengan susah payah digabungkan jadi satu dalam flat ini.
Apa solusinya?
Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap kehidupan seperti ini sebagai mimpi buruk dan "merendahkan martabat manusia". Pemerintah setempat mengatakan akan terus mencari solusi dari masalah kekurangan tempat tinggal. Beberapa perusahaan menawarkan alternatif seperti membangun apartemen dari kontainer dan bahkan pipa air.
Berharap hidup lebih baik
Talenan, toilet, kompor, dan semua makanan berdekatan satu sama lain. SoCO terus berkampanye untuk standar hidup yang lebih baik di salah satu tempat yang paling padat penduduknya di Bumi ini. Pemerintah mengatakan, 280.000 apartemen publik baru akan dibangun pada 2027, tetapi menurut SoCO, sementara itu ada banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi orang-orang ini.
Sebuah rumah sempit yang dikelilingi inding logam
Gedung-gedung tinggi, fasad memesona, toko-toko mewah di pusat bisnis dunia, berdiri sangat kontras dengan banyak rumah sempit yang ditempati oleh orang-orang paling miskin di kota besar ini. Di ini mereka hidup, setiap hari, selama berbulan-bulan, atau mungkin selama bertahun-tahun. Ini mungkin bukan hanya kehidupan sementara. Inilah hidup mereka. Foto: Benny Lam, Penulis A. Purwaningsih (vlz)