Media Kritis di Rusia Terus Ditekan
29 Februari 2012Menjelang pemilihan presiden di Rusia, yang akan digelar 4 Maret, media massa terutama menyoroti kandidat Kremlin, Vladimir Putin. Di layar kaca, media cetak dan internet, Putin (59) selalu menjadi kepala berita. Tidak peduli, apakah ia sedang menggelar kampanye, atau tampil dalam jabatannya sebagai perdana menteri.
Para kandidat lainnya nyaris tidak tampil di media massa Rusia. "Untuk sebuah debat televisi dengan kandidat lainnya, saya tidak punya waktu", tegas Putin. Kepala pemerintahan Rusia itu, memangku jabatan presiden dua kali berturut-turut dari tahun 2000 hingga 2008. Setelah diselingi satu kali masa jabatan Dmitry Medvedev, Putin ingin naik jabatan memimpin Kremlin untuk ketiga kalinya.
Gazprom lawan Echo Moskwy
Media-media kritis terus ditekan, agar situasi dalam negeri bagi Vladmir Putin tetap stabil. Hal itu amat kentara dari misalnya rotasi jabatan di pemancar radio Echo Moskwy, yang selama ini terkenal sebagai media yang kritis terhadap pemerintah.
Tiga pekan menjelang pemilu presiden, pemegang saham utama Gazprom-Media, yang merupakan anak perusahaan perusahaan energi negara Gazprom, memerintahkan pencopotan beberapa petinggi radio Echo Moskwy. Antara lain mendepak pimpinan redaksi, Alexey Venediktov serta tiga direktur dari jabatannya di dewan komisaris radio.
Venediktov menyatakan, amat kentara bahwa secara sengaja tekanan terhadap Echo Moskwy terus ditingkatkan. Pemancar radio itu, di masa depan harus lebih positif memberitakan hal-hal seputar Putin. Baru-baru ini, Putin memaki-maki Venediktov dengan kata-kata kasar, dan menuduh radio Echo Moskwy membuat barita yang tidak berimbang mengenai dirinya serta mengabdi kepada kepentingan Amerika Serikat.
"Sudah jelas, Gazprom menempatkan orang-orangnya, agar menjelang pemilu merekayasa situasi", kata Alexey Simonov, pimpinan yayasan pembela Glasnost di Moskow kepada DW. Juga dalam kasus lainnya, Gazprom aktif memainkan kartunya.
Misalnya pencopotan empat manajer puncak penerbit Rusia, Kommersant oleh pemiliknya Alisher Usmanov. Diketahui Usmanov adalah direktur perusahaan investasi Gazprom, yang juga merupakan salah satu anak perusahaan Gazprom.
Dozhd TV diincar
Kremlin tidak hanya lewat Gazprom aktif ikut campur dalam merekayasa pemberitaan media. Juga para politisi yang setia kepada Putin terjun langsung menyasar media kritis. Anggota parlemen Robert Schlegel dari fraksi partai pemerintah Rusia Bersatu, mengajukan sebuah gugatan ke kejaksaan.
Dalam posisi sebagai wakil ketua komisi politik informasi di Duma, Schlegel mendesak kehakiman, untuk melakukan pengusutan, siapa yang membayar tayangan siaran mengenai aksi demonstrasi oposisi menentang kecurangan pemilu di Rusia, yang dipancarluaskan Dozhd TV.
Televisi independen Dozhd TV mula-mula hanya dapat ditonton lewat jejaring internet. Saat ini sejumlah kawasan di Rusia tengah, juga dapat menyaksikan tayangannya lewat satelit atau kabel. Tapi kelompok sasaran utamanya, tetap para pengguna internet.
Programnya kebanyakan siaran live, dengan titik berat laporan politik. Dozhd mula-mula merupakan satu-satunya pemancar televisi, yang melaporkan aksi protes setelah pemilu parlemen Rusia-Duma bulan Desember 2011.
Novaya Gazeta juga ditekan
Menjelang pemilu presiden, harian yang kritis terhadap Kremlin, Novaya Gazeta mengeluhkan masalah keuangan. Penyebabnya, adalah pemeriksaan di luar kelaziman oleh bank, terhadap pemodal pemegang saham, Alexander Lebedev.
Pimpinan redaksi, Dmitry Muratov mengatakan, rekening Lebedev dibekukan. Pembayaran gaji ditangguhkan sebulan. tapi harian itu tetap terbit.
Milyarder Lebedev dan mantan presiden Mikhail Gorbachev mengantungi 49 persen saham Novaya Gazeta. Sisa saham sebanyak 51 persen menjadi milik redaksi.
Koran itu terkenal dengan gaya jurnalistik invetigatifnya, Sebagai akibatnya, 8 pekerja koran kritis itu sejak tahun 2000 terluka berat atau dibunuh. Dua wartawati yang dibunuh adalah Anna Politkovskaja und Natalia Estemirova. Keduanya aktif memberitakan pelanggaran berat hak asasi manusia di Chehnya.
"Situasi dalam tatanan media Rusia berubah drastis, sejak tuntasnya pemilu parlemen-Duma", kata sekretaris perhimpunan wartawan Rusia, Vladimir Kasyutin. Pada dasarnya dilakukan pembatasan habis-habisan pada kebebasan pers, di garis depan terhadap stasiun radio dan televisi, tegas Kasyutin kepada DW. Dalam sejumlah kasus, dilakukan sensor sendiri, tapi dalam banyak kasus sensor oleh negara yang sebenarnya.
Markian Ostaptschuk/Jegor Winogradow/Agus Setiawan
Editor : Ayu Purwaningsih