Media Sosial Dorong Gelembung Dotcom Baru?
25 Juli 2011Baru-baru ini LinkedIn dan radio internet Pandora go public. Tak lama lagi, Zynga dan Groupon mengikuti jejak mereka. Kejayaan media sosial saat ini mengingatkan pada euforia internet pada akhir tahun 90-an. Radio online Pandora yang go public dengan hanya keuntungan satu sen perlembar saham, disambut dengan antusias di lantai Bursa Efek New York.
Sementara presenter televisi ABC menggambarkan situasi saat penawaran umum perdana atau IPO jaringan karir LinkedIn sebagai penuh kegilaan. Harga saham jaringan profesional online tersebut langsung berlipat ganda selang beberapa jam setelah IPO.
Nostalgia akhir tahun 90-an
Banyak yang membandingkan kegilaan semacam ini di Wall Street menyerupai booming dotcom yang berakhir dengan kejatuhan begitu memasuki milenium. Ahli internet dari Standard & Poor's, Scott Kessler, berkomentar, "Kami pulih sesuai harapan, maksud saya perusahaan-perusahaan internet di akhir tahun 90-an. Saya sendiri terlibat dalam prosesnya. Salah satu yang mencengangkan adalah sejumlah perusahaan yang sama sekali tidak punya model bisnis. Ini membicarakan beratus-ratus perusahaan. Jelas berakhir seperti apa karena terlihat ratusan perusahaan lenyap, menyeret seluruh sektor teknologi dan ekonomi."
Ini juga yang membedakan dengan perkembangan situasi saat ini. Hingga kini bukannya ratusan perusahaan, namun hanya puluhan perusahaan dotcom dan media sosial yang tertarik bermain di perdagangan saham. Dan para pendatang baru memiliki latar belakang model bisnis dan investor yang kuat.
Nilai pasar seratus kali lipat
Angka-angkanya terdengar mengagumkan pada kesan pertama. Radio online Pandora memiliki lebih dari 90 juta pendengar di seluruh penjuru dunia. Pandora memang selama ini meraup untung dan kemungkinan besar akan terus untung di masa depan. Tapi bagaimana caranya menjelaskan nilai pasar yang berkisar antara tiga miliar Dolar?
Satu lagi perusahaan online yang baru-baru ini mendaftar untuk IPO, Zynga. Perusahaan yang terkenal dengan permainan online seperti Farmville. Tahun lalu Zynga membukukan laba sekitar 90 juta Dolar. Setelah debut di pasar saham sekitar musim gugur nanti, Zynga diprediksi memiliki nilai pasar sekitar 10 miliar Dolar.
Sementara Facebook mempunyai lebih dari 750 juta pengguna yang terdaftar. Angka yang menakjubkan. Kalangan industri mengharapkan IPO Facebook awal tahun depan menciptakan nilai pasar 100 hingga 200 miliar Dolar. Sebagai perbandingan, perusahaan komputer terbesar di dunia, Hewlett Packard, sahamnya bernilai sekitar 70 miliar Dolar.
Ada juga yang skeptis
Bo Peabody mendirikan sendiri sebuah platform jaringan online pada akhir tahun 90-an. Hingga kini pun, ia hanya berinvestasi di perusahaan-perusahaan internet. Namun dengan media sosial, Peabody tidak melihatnya ada model kesuksesan. Ia pun berusaha menjauh dari ranah tersebut. "Perusahaan media sosial bukanlah perusahaan media, hanya orang berbicara satu sama lain. Dan komunikasi semacam ini sulit sekali untuk mendatangkan uang. Umumnya perusahaan komunikasi seperti perusahaan telpon dapat uang dengan menagih orang, perusahaan media sosial berusaha mendapatkan untung dari iklan, namun menaruh iklan di tengah perbincangan orang sulit dilakukan," ujarnya.
Sedangkan Scott Kessler masih yakin akan janji sukses dari perusahaan-perusahaan teknologi. Meski ia masih melihat adanya persamaan dengan periode gelembung dotcom. "Jelas ada persamaan. Yang paling jelas adalah semacam energi dan antusiasme baru yang terpancar dari Silicon Valley. Jelas ada kekhawatiran, namun salah satu perbedaan besar yang mendasar adalah mayoritas sektor teknologi memiliki nilai daya tarik yang sudah terlihat dalam beberapa dekade terakhir," jelas Kessler.
Saham Google dan Yahoo lebih aman?
Jadi Kessler memilih lebih banyak bermain dengan saham perusahaan-perusahaan seperti Google atau Yahoo. Perusahaan yang menurutnya terlalu dinilai rendah dalam hal periklanan, dan terlibas secara prematur begitu kehebohan mengenai Facebook dan kawan-kawan mengemuka.
Memang untuk memicu krisis serupa dengan 10 tahun lalu, dibutuhkan lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan internet yang tidak begitu transparan yang akhirnya memilih untuk go public. Belum ada indikasi ke arah tersebut untuk saat ini. Namun itu juga bukan berarti bermain saham Pandora, Facebook, Groupon, Twitter atau Zynga adalah ide yang bagus dan bebas resiko.
Jens Korte/Carissa Paramita
Editor: Marjory Linardy