1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menambang energi Panas Bumi dari Bekas Tambang Batu Bara

9 Januari 2024

Kota Bochum ingin memanaskan distrik baru dengan panas dari tambang batu bara lama. Potensinya sangat besar. Kota di seluruh dunia juga bisa mendapat pasokan listrik secara efisien dengan cara ini.

https://p.dw.com/p/4az09
Menara pengeboran untuk pipa di bekas lokasi pabrik Opel di Bochum
Menara pengeboran untuk pipa di bekas lokasi Opel di Bochum. Distrik baru ini disuplai secara ramah lingkungan dengan sumber panas dari tambang batu bara lama yang di kedalaman beberapa ratus meter.Foto: Felix Jagert/Fraunhofer IEG

Beberapa bangunan di distrik inovasi Mark 51°7 di Bochum, Jerman, telah berdiri. Namun sebagian besar area di bekas lokasi industri ini masih berupa area konstruksi.

"Kita berdiri di sini, di lokasi panas bumi. Ada sebuah tambang tua di bawah kita dan kami telah mengebor dua lubang di sini," jelas Jochen Raube dari dinas utilitas kota Bochum.

Pengeboran tersebut mengarah ke kedalaman beberapa ratus meter ke dalam dua lubang batu bara tua, yang kini terisi air

Tambang batu bara tua di kota ini telah ditutup tahun 1958, begitu pula banyak tambang batu bara di kawasan Ruhr pada tahun-tahun berikutnya. Saat itu, penutupan ini adalah kejutan besar.

Di Bochum saja, saat itu ada sekitar 40.000 pekerjaan bergantung pada batu bara. Banyak penambang kemudian mendapatkan pekerjaan baru di pabrik Opel, yang memproduksi mobil di lokasi tambang lama pada era 1960-an. 

Ketika kemudian pabrik mobil dibongkar pada 2014, wajah lokasi ini kembali berubah. Sampai tahun 2027, perkantoran, fasilitas penelitian, dan distrik inovatif dengan sekitar 10,000 lapangan kerja akan dibangun di sini, di atas lahan seluas sekitar 100 lapangan sepak bola. 

"Ini adalah proyek percontohan di mana perusahaan-perusahaan ternama seperti Bosch, VW, dan institut universitas akan berkantor. Semuanya akan selesai sekitar tahun 2026/2027," kata Raube. Tambang batu bara tua yang berada di bawah lokasi akan digunakan untuk menyediakan pemanas dan pendingin ramah lingkungan untuk gedung-gedung baru tersebut.

Salah satu dari dua pipa itu mengarah ke kedalaman 820 meter, jelas Raube. Air tambang di sana bersuhu 28 derajat sepanjang tahun. Air di lubang lainnya, pada kedalaman 340 meter, selalu bersuhu sekitar 16 derajat.

Di musim panas, air dingin membantu mendinginkan ruangan. Sebaliknya di musim dingin, air hangat membantu menghangatkan ruangan. 

Air di tambang lama untuk mengatur suhu ruangan

Beberapa meter dari lokasi pengeboran, pekerjaan sedang berlangsung di gedung perkantoran yang sudah selesai dibangun. Pada Juni 2023, perusahaan teknik internasional Zetcon pindah ke sini. Perusahaan yang mengelola banyak proyek lingkungan dan konstruksi di seluruh dunia ini sangat antusias dengan teknologi ini.

"Saya pikir idenya bagus. Cukup mengebor terowongan tua yang sudah terisi air dan mengeluarkan air dari sana lalu menggunakannya," kata Marek Spisla, direktur pelaksana di kantor pusat Zetcon.

Di pusat energi di lantai dasar, air dialirkan melalui dua pipa hijau dan dialirkan ke pompa panas. Untuk pemanasan di musim dingin, air dipanaskan hingga 48 derajat Celsius. Lalu di musim panas, suhunya didinginkan hingga 10 derajat untuk mendinginkan ruangan kantor.

Jochen Raube dari dinas utilitas kota Bochum
Jochen Raube menjelaskan energi dari tambang batu bara akan digunakan untuk memasok energi ramah lingkungan ke distrik baru di BochumFoto: Gero Rueter/DW

Di layar kendali, Spisla menunjukkan bagaimana distribusi panas dan dingin bekerja di gedung perkantoran. "Topik keberlanjutan penting bagi kami. Kami juga memiliki sistem fotovoltaik di seluruh atap." Ini menyediakan energi surya untuk kantor dan mobil listrik karyawan.

Jaringan pemanas untuk kota-kota masa depan

Pusat energi bagian timur kota saat ini sedang dibangun. "Ini kemudian memasok panas dan dingin ke seluruh area dan semua bangunan di sini," jelas Jochen Raube.

"Pompa kalor selalu menghasilkan panas dan dingin pada saat bersamaan," jelas Raube. Akan juga sangat efisien jika air tambang yang lebih dingin atau hangat digunakan sesuai kebutuhan. "Kami ingin menggunakan proyek ini sebagai cetak biru dan mereproduksinya," kata Raube.

Bochum saat ini sedang menyelidiki apakah poros batu bara tua lainnya dari belasan tambang tua di wilayah kota juga dapat digunakan. Sekitar sepuluh hingga dua belas megawatt dapat dihasilkan per poros. Jika cukup banyak tambang tua yang terhubung ke jaringan pemanas distrik kota, sekitar 370.000 penduduk akan bisa mendapatkan pasokan listrik di masa depan.

Kota-kota lain di wilayah Ruhr juga telah merencanakan proyek serupa untuk pasokan pemanas mereka. 

Namun Raube menekankan bahwa diperlukan teknologi tambahan agar pasokan panas netral iklim dapat tercapai pada 2045. Ia melihat potensi lebih lanjut dari jaringan pemanas distrik pada energi panas bumi dalam, energi panas matahari, dan hidrogen hijau. Kayu dan limbah panas dari pusat data dan saluran pembuangan juga dapat dimanfaatkan.

Potensi besar energi panas bumi di seluruh dunia

Proyek Bochum adalah "sistem pembangkitan dan distribusi pemanas dan pendingin paling modern yang saya ketahui di Jerman," kata Prof. Rolf Bracke, Kepala Institut Fraunhofer untuk Infrastruktur Energi dan Energi Panas Bumi di Bochum.

Ia melihat bahwa nantinya, gedung-gedung dan perusahaan-perusahaan tidak hanya mengonsumsi energi, tetapi juga memproduksi panas sendiri dan menjualnya ke utilitas kota.

Pusat pengolahan data adalah contohnya. Di satu sisi, pusat ini punya kebutuhan pendinginan yang tinggi, namun pada saat yang sama menghasilkan panas dan dapat melepaskannya ke jaringan pemanas perkotaan.

Bracke melihat potensi besar di seluruh dunia dalam menggunakan tambang tua dan bisa menjadi "pilar penting bagi pasokan energi masa depan."

Selain dipasangkan dengan pompa panas, poros batu bara berisi air juga ideal untuk menyimpan energi panas matahari, menurut pakar energi panas bumi ini. Dalam sistem yang besar, air dipanaskan oleh matahari di musim panas dan dipompa ke dalam lubang batu bara yang dalam. Karena lapisan batuan yang mengandung karbon terinsulasi dengan baik, panas yang disimpan dengan cara ini dapat digunakan untuk jaringan pemanas distrik di musim dingin.

(ae/hp)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!